
DENPASAR – Tempe merupakan makanan empat sehat lima sempurna yang sudah dicanangkan sejak era Pemerintahan Presiden Kedua Republik Indonesia HM.Suharto yang hingga saat ini masih bertahan, namun terkendala dengan kurangnya pasokan dari industri dan bahan baku itu sendiri.
Tingginya minat dan Kurangnya pasokan dapat diketahui dari proses perdagangan yang terjadi dibeberapa pusat perbelanjaan masyarakat, salah satunya di pasar tradisional Sangla, Denpasar.
Dari pengakuan pedagang, Kadek Sunarti menyebutkan, bahwa pasokan yang diterimanya dalam satu hari sangat kurang. Karena saat siang, dagangan sudah habis namun pembeli tetap menanyakan produk tersebut.
“Saya biasa ambil dua puluh papan setiap hari, namun kadang siang hari sudah habis dan pembeli masih ada yang mencarinya. Terpaksa saya lepas konsumen tersebut dikarenakan tidak ada barang lagi,”jelas Kadek Sunarti pedagang Tempe di Pasar tradisional Sanglah, Denpasar kepada CND, Rabu (1/7/2015).
Disebutkan, meski permintaan meningkat, namun harga stabil dan pasokan masih kurang. Dia mengharapkan ada peningkatan volume produksi tempe dikalangan industri dan bahan baku dikalangan petani.
“Pasokan stabil, namun ada baiknya ditambah volumenya,” jelas Kadek.
Sementara itu, untuk peredaran tempe di wilayah Bali didominasi produk lokal. Abiansemal Badung dan Padang Sambian merupakan dua daerah dari banyak daerah lainnya di wilayah Denpasar dan Badung yang melakukan pasokan Tempe ke pasar- pasar tradisional atau langsung kepada masyarakat sekitarnya.
Harga jual tempe di pasar tradisional Sanglah masih stabil di 3,500 rupiah per papan ukuran buku harian kecil.
Baca Juga
Harapan peningkatan volume pasokan tempe setiap hari ini juga diamini oleh pedagang-pedagang tempe di pasar besar anyar sari. Mereka semua rata-rata masih dijatahi oleh para pemasok agar semua bisa mendapatkan bagian secara rata.
“Sepertinya petani kedelai di Bali harus di pacu agar lebih meningkatkan produksi tanaman kedelainya,” ujar Maman, pedagang tempe di pasar besar anyar sari kepada CND.
Dari data yang didapatkan di beberapa pasar tradisional tersebut, diharapakan pihak terkait dapat memacu produksi termasuk bahan baku dengan lebih memberdayakan petani. Salah satunya dengan menambah lahan pertanian baru untuk mensiasati menyusutnya lokasi pertanian akibat “pembangunan”.

——————————————————-
RABU, 01 Juli 2015
Jurnalis : Miechell Koagouw
Fotografer : Miechell Koagouw
Editor : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-