![]() |
Melihat pulau Jawa menggunakan teropong di Menara Siger |
LAMPUNG — Masih banyak objek wisata di Lampung yang dapat menjadi destinasi saat liburan. Selain mendaki gunung Anak Krakatau, salah satu tempat yang tidak kalah menarik, yakni melihat pemandangan di Menara Siger. Tidak hanya itu, dengan hadirnya fasilitas teropong yang dapat melihat pulau Jawa.
Salah satu petugas pengelola tiket di Menara Siger, Elo menyebutkan, salah satu wahana yang saat ini menjadi favorit di Menara Siger adalah teropong yang terpasang di halaman Menara Siger di sisi sebelah Timur yang bisa digunakan pengunjung untuk melihat Pulau Jawa. Teropong tersebut baru bisa digunakan setelah pengunjung memasukkan koin sebesar Rp1.000,- sehingga penutup teropong akan terbuka.
“Pengunjung bisa melihat kapal kapal dalam jarak sangat dekat, kapal penumpang atau kapal tanker yang melintas selain itu Pelabuhan Merak pun jelas terlihat saat kondisi cuaca sedang bagus,”ujar Elo.
Dikatakan, dengan adanya wahana tersebut semakin meningkatkan antusiasme warga untuk mengunjungi Menara Siger di bukit gamping Bakauheni. Terlihat saat akhir pekan ditambah liburan panjang sejak hari Raya Idul Adha 1436 Hijriyah jumlah pengunjung yang datang mencapai ratusan orang pada hari pertama dan mendekati angka ribuan pada akhir pekan ini.
“Sejak hari raya Idul Adha hingga liburan akhir pekan hari ini pengunjung bisa mencapai kisaran angka tiga ratus perhari dan hingga hari ini kisaran total di atas seribu pengunjung yang datang,” ungkap Elo saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (27/9/2015).
Pengunjung Menara Siger pun diakui Elo dalam beberapa hari belakangan cukup beragam yang terlihat dari plat nomor kendaraan yang digunakan. Beberapa diantaranya plat B, D, F, A yang rata rata sengaja mampir terlebih dahulu ke Menara Siger sebelum menyeberang ke Pulau Jawa menggunakan kapal.
Menurut Elo petugas tiket di Menara Siger setiap harinya mendata tamu yang berkunjung ke Menara Siger sehingga pengunjung bisa terpantau jumlahnya. Faktor biaya untuk mengunjungi Menara Siger yang relatif murah hanya Rp5000,- untuk kendaraaan roda dua dan Rp15.000,- untuk kendaraan roda empat menjadikan Menara Siger menjadi lokasi yang tepat untuk dikunjungi saat akhir pekan.
Sementara itu, salah satu pengunjung asal Jawa Tengah, Anisa (25) mengaku pertama kalinya mengunjungi Menara Siger saat diajak oleh kawannya yang bekerja di perusahaan pembuatan Sepatu di Cikande Jawa Barat.
Dikatakan, objek wisata tersebut sangat cocok untuk menjadi lokasi berfoto, karena berlatar hamparan selat Sunda dengan beberapa pulau yang menghiasi.Tidak hanya itu, dia juga memanfaatkan wahana teropong yang berada di lantai empat menara untuk melihat pulau Jawa dari kejauhan.
“Tadi sempat naik ke lantai empat dan bisa lihat Pulau Jawa dari atas lalu ini mencoba melihat Pulau Jawa yang begitu dekat dengan ,”ungkap Anisa sambil tersenyum bersama kawan kawannya.
Anisa harus menyiapkan uang sebesar Rp.2000,- untuk ditukar koin dan bisa membuka teropong tersebut untuk rentang sekitar beberapa menit. Selain itu ia pun masih bisa menikmati suasana dalam bangunan Menara Siger dan berfoto dengan muli mekhanai atau pasangan pengantin yang mengenakan pakaian adat Lampung. Di lantai dua pun terdapat Radio Siger FM, alat alat musik tradisional yang bisa dijadikan properti untuk berfoto.
Bagi pengunjung anak anak, untuk melihat Pulau Jawa melalui teropong, pihak pengelola Menara Siger pun menyiapkan penopang agar bisa menggunakannya. Ketinggian teropong yang sejajar dengan orang dewasa membuat pengunjung anak anak harus menaiki kursi kecil untuk bisa menggunakannya.
Menarik kunjungan ke Menara Siger, pengelola juga dalam beberapa hari ini menyiapkan hiburan musik organ tunggal. Selain itu disediakan juga kereta mini untuk anak anak di sisi sebelah Barat serta permainan Trampolin di dalam Menara Siger dengan jaring pengaman yang bisa menjadi lokasi aman bermain. Selain itu keberadaan kereta Kencana juga menjadi lokasi favorit untuk berfoto bagi yang ingin mendokumetasikan kunjungannya ke Menara Siger.
![]() |
Menara Siger |
MINGGU, 27 September 2015
Jurnalis : Henk Widi
Foto : Henk Widi
Editor : ME. Bijo Dirajo