Sang Juara

Rusmin Toboali
CERPEN — Di Kota kami, ada turnamen bergengsi yang amat ditunggu-tunggu para warga Kota. Turnamen bulutangkis tahunan yang digelar oleh masyarakat Kota adalah perhelatan olah raga yang amat dirindui oleh penghuni Kota. Maklum selian bergengsi, turnamen bulutangkis ini diikuti para pebulutangkis top dari penjuru Kota kami yang bernaung dibawah klub-klub yang hebat dan bermartabat.
Kendati turnamen bulutangkis tahunan ini baru akan dimulai tiga minggu lagi, namun gemanya sudah mengalir dalam jiwa para warga Kota. Kibaran gaung turnamen agenda tahunan ini geloranya sudah menyeruak dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Kota. seolah-olah turnamen ini menjadi magnet untuk mengusir kelaraan hidup yang kini dialami para warga. Turnamen sarat gengsi ini seakan-akan menjadi pelipur lara para warga Kota yang kini perekonomiannya kembang kempis.
Turnamen bulutangkis tahunan ini menjadi menarik dan menjadi bahan pembicaraan warga dengan tampilnya kembali mantan juara bulutangkis tahun lalu. Ya, Mat Juara kembali berlaga dalam kompetisi sarat gengsi ini. Apalagi klubnya sudah memberikan izin dan telah mendaftarkan namanya di panitia pelaksana turnamen.
” Saya yakin, Mat Juara akan kembali tampil sebagai pemanang,” ungkap seorang warga saat sedang berkumpul di Warkop Mang Liluk.
” Persis sekali. Saya sangat setuju dengan prediksi anda. Mat Juara pasti akan kembali menjadi juaranya. Menjadi pemenangnya,” sela warga lainnya.
” Tapi Mat Juara kan sudah senior. Kemampuannya sudah terbatas. Energinya sudah melemah seiring dengan usia,” celetuk pengunjung Warkop.
” Anda ingat kan dengan Rudy Hartono. Tahu kan. beliau meraih juara All England yang terahir saat usianya sudah kepala 3. Sementara saingannya Liem Swie King baru berusia kepala 20-an tahun. Jadi faktor usia bukan jaminan,” ungkap warga lainnya.
Hadirnya kembali Mat Juara dalam turnamen sarat gengsi ini memang membuat banyak pesaing dan klub yang menangungi pebulutangkis mulai ketar ketir. Maklum selama ini kepiawaian mat Juara dalam memainkan stullecock sudah teruji. Pengalaman sebagai pemain bulkutangkis yang pernah menimba pengalaman di Kota besar membuat namanya menjadi salah satu pemain paling favorite di kalangan warga Kota. Tidak ada warga yang tak menjagokannya dalam perhelatan olahraga paling bergengsi kali ini. Tak heran banyak bos klub-klub bulitangkis di Kota kami menginginkannya untuk membawa nama besar klub.
” Alhamdulillah, Mat Juara akhirnya bisa membawa nama klub kita dalam turnamen paling bergengsi ini,’ Ujar seorang Ketua Klub bulutangkis di Kota Kami.
” Dan nama besar klub kita pun tereskalasi,” ujar pengurus Klbu dengan wajah sumringah.
Kehadiran Mat Juara dalam turnamen kali ini tentu saja membuat juara bertahan Matliluk ketar ketir. Dia sama sekali tak menyangka Mat Juara bisa kembali tampil dalam turnamen bulutangkis ini. Padahal dirinya telah jauh-jauh mendapat kabar bahwa Mat Juara tak bakal ikut. Apalagi beberapa klub bulutangkis telah menyatakan akan mengirmkan atletnya sendiri.
” Saya juga heran Pak. Kok Mat Juara bisa berkompetisi,” ujar salah seorang pengurus Klub.
” Wah, ini musuh yang terberat anda kalau memang benar Mat Juara bisa tampil lagi,” sela pengurus Klub lainnya.
Dan Matliluk sangat menyadari, sebagai juara bertahan dirinya memang tidak mampu berkompetisi di turnamen paling bergengsi ini mengingat selama memegang jabatan sebagai juara bertahan, kemampuannya tidak teruji. Dalam beberapa turnamen lokal dirinya harus keok dengan para pemain lainnya. Dan itu amat disadari oleh Matliluk.
” Saya sebenarnya sudah enggan ikut turnamen ini. Namun hadiahnya yang besar membuat saya berniat kembali. Apalagi dukungan dari keluarga juga hampir tak ada,” ujarnya ketika beberapa pengurus Klub menemuinya untuk menggunakan nama klub mareka dalam turnamen bulutangkis paling bergengsi itu.
Turnamen bulutangkis Piala Rakyat Kota pun dimulai. Warga Kota tumpah ruah sebagai penyaksi. Dan sebagaimana prediksi para warga Kota, hingga babak semifinal hanya ada nama Mat Juara, Matliluk, Patitasan dan Matsaro. Dan dalam babak semifinal, Mat Juara dengan mudah mengalahkan Matsaro dengan skor telak 15-3 dan 15-3. Sementara Matliluk berhasil maju ke babak final setelah dalam babak semifinal harus bermain rubber set saat melawan pendatang baru Patitasan dengan skor 15-13,3-15 dan 15-13. 
Menjelang babak final perang urat syaraf telah dilontarkan kedua pengurus Klub. Masing-masing berkeyakinan bahwa pebulutangkis mareka lah yang akan tampil sebagai juara.
” Saya yakin, pebulutangkis kami akan menjadi juara kembali,” ujar pengurus Klub Mat Juara dengan nada penuh keyakinan.
” Demikian juga kami saya percaya dengan kepiawaian Matliluk sebagai juara bertahan akan mampu mengalahkan Mat Juara dalam turnamen kali ini,” ungkap pengurus yang menaungi Matliluk dengan penuh rasa percaya diri.
Malam final turnamen bulutangkis Piala Rakyat segera dimulai. Purnama memancarkan sinarnya saat mat Juara memasuki lapangan. Seolah memberikan supportnya sebagainya kencangnya aplus dari para penyaksi yang memadati Gelanggang Olah raga Rakyat Kota. Mareka bersorak menyebut nama Mat Juara dengan heroik. Sementara saat Matliluk memasuki lapangan semua penonton hanya terdiam. Tak ada aplus. Tak ada yel-yel. Tak ada support. beberapa kicauan negatif malah keluar dari mulut penonton yang berjubel. Maklum selama memegang amanat juara, Matliluk beberapa kali gagal mengharumkan nama Kota saat turnamen yang diwakilinya. bahkan Matliluk pernah di diskualifikasi Panitia pertandingan saat mengikuti turnamen di Kota lainnya.
Bola pertama di berikan Matliluk kepada Matjuara yang langsung disambar Mat Juara dengan bola lob ke belakang yang membuat Matliluk harus lari puntang panting mengejar bola. Tanda-tanda Mat Juara akan menang di set pertama mulai terlihat. Dengan santai Mat Juara mendikte permainan Matliluk dengan bola-bola lob. Sesekali bola dari Matliluk disambar dengan smash sambil meloncat dari Mat Juara. Dan sebagaimana prediksi penonton dan warga Kota, di set awal Matjuara menang dengan angka mudah 15-5.
Memasuki set kedua, Mat Juara kembali mengendalikan permainan. Matliluk tampak kepayahan melayani permainan cepat Mat juara hingga harus ketinggalan hingga 13 angka tanpa poin. Suatu hal yang sangat memalukan. mat Juara akhirnya menyelesaikan set kedua dalam tempo waktu tak sampai 30 menit dan hanya memberikan 1 angka bagi Matliluk. 
Dan saat smash Mat Juara menghantam wajah Matliluk dan tak dapat dikembalikan juara bertahan itu, para penonton langsung masuk lapangan dan mengangkat tubuh Mat Juara dengan yel-yel sang juara dengan narasi sangat heroik. Dan dengan wajah lesu namun berbalut sikap patriotisme, Matliluk mendatangai Mat Juara.
” Anda memang layak menang. karena anda adalah sang juara,” ungkap Matliluk sambil menyalami Mat Juara. Malam pun bersinar. Sinarnya terangi malam. menerangi jiwa-jiwa warga Kota yang sudah lama menantikan kehadiran sang Juara. Ya, warga Kota itu bernama Mat Juara yang akan mengibarkan nama besar Kota dalam belantika kompetisi hidup yang semakin ganas dan kompetitif.
Di persimpangan jalanan Kota yang mulai sepi, spanduk dan baleho Mat Juara, sang Juara yang kembali ramai hiasi Kota. Cahaya purnama yang terang benderang menambah jelas kehadiran spanduk-spanduk dan baleho sang Juara. 
Toboali, Bangka Selatan
Kampung Aek Aceng, Sabtu malam 
MINGGU, 18 Oktober 2015
Penulis       : Rusmin Toboali
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...