Tren
- Bakamla RI Selamatkan Nelayan di Selat Makassar
- Yonif Bakar Batu Bersama Masyarakat Distrik Mukoni
- PERANGKAP MENTAL
- Kodim Klungkung Gelar Aksi Berbagi Kasih
- Bakamla RI Gelar Operasi Udara Maritim
- Presiden Maladewa Sambut Industri Galangan Kapal Indonesia ke Maladewa
- Harlah ke 33, PW IPHI DIY Bentuk Laziz Wadahi Seluruh Anggota
- Rekonstruksi Peradaban Nusantara: Keempat dari Tujuh Langkah
- Presiden Ranil Bahas Kerja Sama Sri Lanka-ASEAN
- Tradisi Sadranan, Warga Sambisari Purwomartani Arak 2 Buah Gunungan
LAMPUNG — Hujan yang mengguyur sebagian wilayah Lampung Selatan mengakibatkan air dari aliran sungai kecil Gunung Rajabasa tak tertampung saluran irigasi dan meluap ke Jalan Lintas Sumatera(Jalinsum). Ditambah dengan sampah yang terbawa menyebabkan pengguna jalan dari arah Bandarlampung ke arah Bakauheni dan sebaliknya terganggu.
Sampah berbagai jenis yang sebagian besar sampah plastik terbawa banjir sehingga menyumbat selokan, gorong gorong di Jalan Lintas Sumatera yang berada sekitar 50 meter dari Pesantren Ushuludin Desa Belambangan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan.
Berdasarkan keterangan warga Blambangan yang berada di tepian Jalinsum tersebut setiap musim penghujan kondisi banjr yang meluap ke jalanan tersebut selalu terjadi dengan sampah yang berasal dari saluran air sehingga saat hujan turun sampah tersebut terbawa ke saluran air dan meluap ke jalanan.
Warga Desa Blambangan, Usman (35) mengaku sampah tersebut sebagian besar merupakan sampah hasil buangan masyarakat yang terbawa aliran air. Akibatnya sampah menyumbat drainase dan saluran irigasi yang digunakan masyarakat untuk keperluan pengairan lahan sawah mereka.
“Aliran irigasi di sini nyaris tak pernah bersih dan bahkan saat musim penghujan sering banyak sampah yang berasal dari hulu sungai kecil ini karena warga membuang sampah di sungai,”ungkap Usman kepada Cendana News, sambil membersihkan sampah yang terbawa air, Selasa (10/11/2015).
Usman selalu membersihkan sampah yang terbawa aliran air karena sebagian sampah tersebut menggenangi halaman rumahnya. Bahkan jika tak dibersihkan air yang tak mengalir melalui saluran irigasi menyeberang ke seberang jalan dan membanjiri rumah warga.
Sementara itu berdasarkan keterangan Kepala Unit Pelayanan Tekhnis (KUPT) Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Penengahan, Budi menyebutkan, saat ini gorong gorong di ruas Jalan Lintas Sumatera tersebut masih berukuran 0,6 meter sehingga tak bisa menampung limpahan air yang berasal dari hujan yang mengguyur wilayah Lampung Selatan.
Ia mengungkapkan, KUPT Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Penengahan telah berkali kali melakukan pembersihan lokasi tersebut terutama saat musim penghujan, namun kesadaran masyarakat yang kurang dalam membuang sampah mengakibatkan volume sampah terus bertambah meski sudah dibersihkan.
Budi juga mengungkapkan status gorong gorong tersebut berada di jalan nasional meski pihak UPT PU Penengahan telah melakukan upaya pembersihan di lokasi tersebut secara gotong royong. Gotong royong membersihkan saluran irigasi juga dilakukan oleh petugas PU dan juga kelompok pengguna air di sekitar lokasi tersebut terutama petani yang menggunakan air untuk lahan sawah mereka.
Pihak UPT Kecamatan Penengahan pun ungkap Budi, telah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas PU Kabupaten Lampung Selatan terutama sering meluapnya air irigasi ke Jalinsum saat musim hujan akibat buruknya drainase. Sementara Dinas PU Kabupaten pun telah melakukan koordinasi dengan satuan kerja perencanaan dan pengawasan jalan nasional (P2JN) untuk melakukan perbaikan gorong gorong.
“Perbaikan gorong gorong tetap berada di bawah wewenang pusat karena itu merupakan jalan nasional namun dalam hal pemeliharaan dan membersihkan kami tetap lakukan,”ungkap Budi.
Sementara itu warga yang menggarap beberapa hektar sawah di sepanjang saluran irigasi di seberang Jalinsum tak bisa menggarap sawahnya. Tersumbatnya air mengakibatkan pasokan air yang selama ini bisa digunakan untuk menggarap sawah terhambat. Air yang mengalir bahkan hanya terbuang percuma di jalan raya setiap musim hujan.
“Sudah dibersihkan namun sepertinya ada kayu yang menyumbat dan ditambah dengan sampah yang banyak sehingga saluran air mati dan kami tak mendapat pasokan air,”ungkap Suhali petani setempat.
Pantauan media CDN, sampah yang terbawa air hingga ke badan Jalinsum memgakibatkan arus lalulintas tersendat karena menghindari sampah serta aliran air di jalan raya. Selain mengganggu arus lalulintas sampah kayu yang semula belum disingkirkan warga membahayakan pengguna kendaraan roda dua yang melintas dari arah Bandarlampung menuju Bakauheni dan sebaliknya.
JURNALIS : HENK WIDI
Bergabung dengan Cendana News pada bulan November 2014. Dengan latar belakang sebagai Jurnalis lepas di beberapa media dan backpacker, diawal bergabung dengan Cendana News, Henk Widi fokus pada pemberitaan wisata dan kearifan lokal di wilayah Lampung dan sekitarnya.
Twitter: @Henk_Widi
Lihat juga...