Titiek: Hari Cinta Puspa dan Satwa Momen Lestarikan Kekayaan Hayati

Titiek Soeharto memukul gong tanda dibukanya Kemah Hijau Jambore Pelajar Jogja 2015
SLEMAN — Titiek Soeharto dalam membuka Kemah Hijau Jambore Pelajar Jogja 2015 di Sleman menyebutkan, Hari Cinta Puspa dan Satwa merupakan sebuah momentum untuk generasi muda lebih mengerti dan memahami kekayaan hayati yang dimiliki, untuk kemudian melestarikannya.
“Kegiatan ini salah satu cara untuk memberitahi generasi muda, tentang pentingnya menjaga lingkungan dan ekosistem”, ujar Titiek di Taman Agrowisata Bumi Merapi Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (14/11/2015).
Titiek Soeharto memberikan kata sambutan
Disebutkan, kegiatan itu sangat penting diadakan, mengingat selama ini gema peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional kurang terdengar. Sejak ditetapkannya oleh Presiden Soeharto, gema peringatan hari nasional di bidang kekayaan hayati tersebut belum begitu populer. 
Padahal, katanya, di tengah semakin seringnya terjadi kerusakan lingkungan dan kebakaran hutan, peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional menjadi momentum berharga, bahwa sejak lama bangsa ini sudah memikirkan pentingnya kekayaan hayati.
Titiek berharap, dengan adanya kegiatan ini para siswa bisa semakin mengenal lingkungan dan mampu menjaganya.
Sementara itu, Haris Darmawan salah satu panitia penyelenggara Kemah Hijau Jambore Pelajar Jogja 2015 mengatakan, acara tersebut diadakan oleh lembaga swadaya Secercah Harapan Untuk Indonesia (SHIND), Jogja Cinta Satwa (JCS), PPEJ, Rumah Zakat, dan didukung Titiek Soeharto dengan gerakan hijaunya. 
Senada dengan Titiek Soeharto, Haris mengatakan, jambore pelajar itu diadakan dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa yang ditetapkan oleh Pak Harto sejak 15 tahun lalu yang diperingati setiap tanggal 5 November. Dijelaskan, hari cinta puspa dan satwa nasional ditetapkan sebagai upaya mengamankan keanekaragaman hayati, tumbuhan dan binatang.
Haris mengatakan, hari peringatan ini memang belum familier, karena selama ini hanya lembaga-lembaga konservasi saja yang mengadakan. Maka dengan kegiatan jambore pelajar ini, katanya, peringatan hari cinta puspa dan satwa diadakan di sekolah-sekolah sebagai upaya mendidik generasi muda agar memahami pentingnya keaneka-ragaman hayati, mengajak para siswa generasi muda untuk berpikir ke arah konservasi, eksploitasi alam secara terukur, pengolahan sampah yang baik dan benar, dan mencari energi alternatif, seperti biogas dari kotoran ternak. 
“Poin besarnya adalah agar pembangunan ke depan lebih berwawasan lingkungan”, pungkasnya
Sekitar 300-an siswa-siswi SD, SMP, SMA, dan Panti Asuhan di berbagai wilayah di Yogyakarta, mengikuti acara Kemah Hijau Jambore Pelajar Jogja 2015 di Taman Agrowisata Bumi Merapi Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta dalam rangka peringatan hari cinta puspa dan satwa nasional.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Titiek Soeharto dengan memukul gong dan melepas sekumpulan burung perkutut. Jambore yang akan berlangsung selama dua hari tersebut, diikuti oleh 35 lembaga pendidikan formal dan satu panti asuhan dengan masing-masing lembaga mengirimkan 6 orang wakilnya terdiri dari lima siswa dan satu orang guru sebagai pendamping.
Pelepasan satwa

Pseserta kemah hijau
JURNALIS : KOKO TRIARKO

Jurnalis Cendana News wilayah DI.Yogyakarta. Bergabung dengan Cendana News bulan Agustus 2015. Sebelum bergabung di Cendana News, jurnalis, penulis dan fotografer di beberapa media cetak lokal.

Akun twitter @KOKOCND
Lihat juga...