Sabtu, 19 Desember 2015 / Jurnalis : Aceng Mukaram Ilustrasi : Sari Puspita Ayu /
![]() |
Japik hanya diberi rumah berupa pohon tanpa atap dan alas tidur |
BERITA FOTO—Bahwa setiap makluk hidup memiliki wilayah masing-masing untuk menjalani-menikmati hidup tetapi manusia secara sadar merusak tatanan tersebut dengan berbagai alasan yang dianggap masuk akal.
Membaca berita YIARI dan BKSDA Menyelamatkan Orangutan Korban Perdagangan sungguh menggores nurani dimana individu orangutan mendapat perlakuan tidak manusia secara sengaja oleh manusia yang ia pun sadar bahwa orangutan adalah satwa yang dilindungi. Lepas dari orangutan satwa yang dilindungi atau tidak, orangutan adalah jiwa-jiwa bebas yang harus dihormati kebebasannya.
Biarkanlah orangutan lahir, tumbuh dewasa di hutan, lalu mereka menemukan tambatan hatinya dan bercinta, beranak pinak hingga mereka menjadi satu keluarga besar yang bebas menikmati hutan sebagai rumah terbaiknya, bukan dirantai diatas pohon atau dikandang buat tontonan.
![]() |
Tim medis memeriksa kondisi Japik |
![]() |
Tim membebaskan jeratan rantai di leher Japik |
![]() |
Saat erik panas atau hujan, Japik hanya berlindung dengan jaket bekas |
![]() |
Japik narsis memperlihatkan keindahan parasnya |
![]() |
Wajah Japik saat hendak dimasukkan kandang yang ada diatas kendaraan |
![]() |
Peluk cinta dari Tim Penyelamat |
![]() |
Japik |
![]() |
Japik |
![]() |
Paini, bayi lucu sebatang kara |
Sumber foto: YIARI