Kirab Budaya Meriahkan Hari Jadi Desa Ringinharjo Kabupaten Bantul

MINGGU, 27 DESEMBER 2015
Jurnalis: Koko Triarko / Editor: Sari Puspita Ayu / Sumber foto: Koko Triarko

YOGYAKARTA — Kirab Budaya melibatkan bregodo dan kelompok kesenian tradisional dari enam pedukuhan di wilayah desa Ringinharjo, Bantul, DI. Yogyakarta, digelar untuk memperingati Hari Jadi Ke-69 Desa Ringinharjo, Minggu (27/12/2015). Gelar potensi budaya itu diadakan di Lapangan Dwi Sapta, desa setempat.


Memperingati hari jadinya yang ke-69 tahun, Pemerintah Desa Ringingharjo mengadakan gelar potensi budaya dengan sebuah pawai atau kirab keliling desa. Kirab melibatkan seluruh potensi budaya dari 6 pedukuhan di lingkup kelurahan Ringinharjo, mengambil start dan finish (garis awal dan akhir) dari dan ke Lapangan Dwi Sapta Desa Ringingharjo menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer.
Tavip Suprayogi, Kepala Desa Ringinharjo, melalui Staf Pembangunan Desa, Fatolani, mengatakan, gelar potensi budaya tersebut telah sejak 3 tahun ini diadakan sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur yang telah membangun desa. Sebelumnya, telah digelar pula doa tahlil untuk mendoakan para perangkat desa terdahulu yang telah berjasa.
Hari jadi Desa Ringinharjo, lanjut Fatolani, dilatari oleh berdirinya desa tersebut pada 30 Desember 1946. Saat itu terjadi penggabungan beberapa desa, dan saat itu desa Ringinharjo yang masih menjadi satu dengan kelurahan Bantul Karang berdiri sendiri menjadi kelurahan. Untuk memperingatinya, setiap tahun diadakan upacara adat merti desa. Namun sejak tiga tahun ini peringatannya diadakan lebih besar lagi dengan pawai budaya melibatkan 6 pedukuhan yang ada di Ringinharjo. Keenam pedukuhan itu adalah Gemahan, Deresan, Gumuk, Soropaten, Mandingan dan Bantul Karang.
Sementara itu, Kepala Dukuh Mandingan, Suharjo, menjelaskan, gelar peringatan hari jadi desa Ringinharjo diawali dengan upacara bendera, dengan seluruh peserta mengenakan pakaian tradisional Jawa. Bertindak sebagai inspektur upacara, Sekda Kabupaten Bantul, 
Drs, Riyantoro, MSi, mewakili Pj Bupati Bantul, Drs. Sigit Saptoraharjo, MM yang berhalangan hadir. Dalam pidatonya, Riyantoro menegaskan pentingnya kebudayaan dalam pembangunan bangsa.
Sesudah upacara bendera yang dilakukan dengan komando dan aba-aba bahasa Jawa, kirab budaya diberangkatkan. Semua potensi budaya lokal dipamerkan dalam pawai itu, antara lain kesenian reog dari pedukuhan Gumuk, seni hadroh dari Soropaten, Gerobak Sapi dari Mandingan, Banjaran Rewe-rewe dari Bantul Karang dan sebagainya. Fatolani mengatakan, seluruh rangkaian kegiatan hari jadi Desa Ringinharjo akan diakhiri pada 30 Desember mendatang, dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Ada pun lakon cerita yang akan dibawakan adalah Semar Mbangun Kahyangan atau Semar Membangun Surga, dengan Dalang Ki Seno Nugroho dari pedukuhan Pelemsewu, Bantul, DI. Yogyakarta. 
Lihat juga...