Mahalnya Biaya Komunikasi di Kepulauan Karimata

SABTU, 26 DESEMBER 2015
Jurnalis: Aceng Mukaram / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Aceng Mukaram

KAYONG UTARA—Masyarakat di sebuah pulau terpencil dan terluar itu tersisolir. Jauh dari pusat keramaian. Nama daerah itu Desa Betok Jaya, Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat.


Menurut warga setempat, Mahamid (45), kebutuhan akan sebuah komunikasi hingga kini masih sulit didapatkan.
“Tahun 2013 ada tower salah satu provider telekomunikasi. Ada setahun saja hidupnya. Setelah itu mati. Sekarang susah mau komunikasi dengan keluarga di Bangka Belitung. Sekarang kalau mau menghubungi keluarga di pulau lainnya, misal di Pulau Padang yang jaraknya 9 mil dari tempat kita (Pulau Betok) jadi tidak bisa,” ujarnya, baru-baru ini.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang ia terima, terdapat sejumlah peralatan tower yang rusak. “Kataya sih akinya rusak. Tapi, lebih jelas saya tidak tahu persis. Dari awal gensetnya mati, gak bisa hiidup. Setelah itu pakai PLTS. Sekarang PKTS nya juga mati. Akinya ada 18,” keluhnya.
Warga lainnya, Sabran (40), ia harus rela menitipkan uang untuk anaknya sekolah jika ada kapal laut yang singgah ke daerahnya itu. “Anak saya sekolah di Kabupaten Kayong Utara  kelas 2 SMA. Kalau ada warga ke Kayong, saya titip uang untuk anak saya,” lanjutnya.
Ia mengeluh, untuk biaya komunikasi di daerahnya sangat malah. “Bayangkan aha kita harus beli 30 liter solar. “Satu liter harganya Rp 10ribu. Jadi biaya untuk komunikasi Rp 300 ribu ke daerah Tanjung Uru. Itu semua warga kesana,” keluhnya.
Terlihat jelas di tempat tower itu ada tulisan; Sinyal  Telinfo – Tuntas KPU/USO Daerah Perbatasan dan Pulau Terluar 2012. Disebelah kanan ada logo Telkomsel. Semenatara sebelah kiri ada logo KEMKOMINFO. 
Lihat juga...