Modal Tekun, Ardy Buka Usaha Pembuatan Stempel di Tepi Jalinsum

KAMIS, 19 JANUARI 2017

LAMPUNG — Sebuah toko sederhana berdiri di Jalan Lintas Sumatera Kilometer 3, Bakauheni, Lampung Selatan, lengkap dengan papan nama, beberapa stempel yang digantung, plat plat nomor kendaraan yang terpasang di dinding dan juga kunci. Toko itu milik Ardy Anto (45), laki-laki asal Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, yang mulai menekuni usaha pembuatan stempel sejak 2000, setelah belajar dari salah-satu kerabatnya yang ada di Serang, Banten.
Ardy saat membuat duplikat kunci dari pelanggannya.
Meski menempati bangunan sederhana yang berada di sepadan jalan dengan berdinding papan, Ardy yang ditemui Kamis (19/1/2017), mengaku usahanya tersebut telah mampu memberinya mata pencaharian. Bisnis usaha setempel itu, menurutnya, juga merupakan satu peluang usaha yang sehat, karena bidang usaha tersebut di satu kecamatan saja belum tentu ada tiga hingga empat orang yang bisa. Bahkan, di Kecamatan Bakauheni, Ardy mengaku menjadi satu-satunya pemilik usaha jenis tersebut.
Ardy mengaku menekuni bidang usaha pembuatan stempel warna/otomatis serta runaplek/bantalan dengan bermodalkan belajar dari kerabat yang terlebih dahulu menekuni usaha yang sama. Melihat belum ada yang bisa mengerjakan proses pembuatan stempel di wilayah tersebut, Ardy pun memberanikan diri meminjam lahan yang ada di tepi Jalinsum sebagai bengkel pembuatan stempel. Waktu itu, ia mengeluarkan uang modal pertama sebesar Rp. 5 Juta, yang digunakan untuk membeli bahan baku serta peralatan pembuatan stempel, kunci serta plat nomor kendaraan.
“Kalau lahan ini kan tanah milik Bina Marga alias sepadan jalan, jadi tidak perlu menyewa. Hanya saja kalau sewaktu waktu digusur saya harus siap pindah, karena memang ini tidak menyewa. Hanya modal untuk membuat tempat saja dan izin dari perangkat desa,” ungkapnya.
Keterampilannnya membuat stempel juga diiringi dengan keterampilan membuat usaha lain yang berbarengan, dan bisa dikerjakan dalam waktu yang sama. Di antaranya jasa pembuatan plat nomor kendaraan, papan nama serta jasa duplikat kunci. Pembuatan plat nomor kendaraan diakuinya banyak dipesan oleh masyarakat yang ingin membuat plat nomor kendaraan, setelah mendapatkan plat asli dari Samsat serta sebagian membuat plat nomor kendaraan untuk aksesoris serta keperluan lain. Bahkan menyerupai plat dengan nama-nama khusus pembuatan plat tersebut, kini juga digunakan untuk aksesoris kafe, penunjuk jalan serta untuk hiasan. 
Selain duplikat kunci, Ardy juga membuat stempl dan plat nomor kendaraan.
Butuh waktu tak lebih dari tiga jam, bahkan hanya dalam waktu satu jam, ia mengaku bisa menyelesaikan pembuatan stempel, bantalan dengan keterampilan yang tak terlalu rumit. Ardy bahkan sempat membeli alat mesin pencetak dari modal pinjaman sang kerabat, hingga mampu membayarnya dari hasil usaha yang telah berjalan. Mesin pencetak (mesin stempel) dan bahan-bahan lain berupa karet dan gagang, diperolehnya dari sang kerabat yang ada di Serang Banten. Beruntung, menekuni bisnis tersebut ia tidak memiliki banyak pesaing dengan pangsa pasar yang cukup besar, terutama banyaknya jasa ekspedisi penyeberangan di Pelabuhan Bakauheni.
Maraknya jasa eksepedisi penyeberangan tersebut merupakan lahan bisnis baginya, karena dengan adanya beberapa pengurus truk (petruk) jasa penyeberangan permintaan akan stempel cukup banyak, baik untuk pembuatan baru atau membuat ulang yang sudah rusak. Selain dari para pengurus truk, ia mengaku menerima pemesanan dari dinas pemerintahan, partai, organisasi, lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta organisasi-organisasi lainnya, baik secara pribadi maupun kelompok. Tak mengherankan, dalam even-even tertentu, ia harus mengerjakan pesanan stempel hingga 150 stempel, dengan omzet mencapai Rp. 1 Juta perhari, terutama saat menjelang pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (Pilkada). Namun, pada hari biasa ia pun tetap banyak menerima pesanan dengan omzet sekitar Rp. 500.000 per hari untuk berbagai jenis jasa.
Berada di pinggir jalan yang strategis titik pertemuan Jalan Lintas Timur Sumatera dan Jalan Lintas Tengah Sumatera, juga menjadi aset yang sangat berharga bagi Ardi Anto. Ia mengaku kerap mendapat pesanan dari kendaraan bus, truk yang tiba-tiba kehilangan plat nomor kendaraan akibat jatuh atau rusak. Tak kecuali, juga kendaraan bermotor. Sementara itu, untuk pembuatan stempel diakuinya pesanan hampir mengalir setiap hari, terutama pembuatan stempel yang ditunggu dan harus selesai pada hari tersebut. Ia dengan cekatan mengerjakan proses pembuatan stempel dengan cepat, karena pemesan juga menunggu di lokasi.
Harga yang bersahabat dan proses pembuatan yang rapi, membuat pelanggan tidak dikecewakan. Begitulah kiat sukses Ardy untuk membuat pelanggannya puas. Ia bahkan kerap membuat stempel, meski terkadang konsumen belum membayar saat itu juga, terutama pengurus truk yang terburu-buru dan belum membawa uang.
Jasa pembuatan stempel tersebut, ungkap Ardy Anto dipatok seharga Rp. 25-50.000, tergantung jenis dan model stempel, di antaranya model warna, bulat, kotak serta tingkat kerumitan stempel yang dibuat. Sementara untuk stempel yang tidak terlalu rumit, ia mengaku hanya membanderol harga Rp. 15.000. Sementara untuk pembuatan kunci sesuai dengan tingkat kerumitannya, ia mematok harga Rp. 30-45.000. Khusus untuk pembuatan plat nomor kendaraan yang bisa dikerjakannya dalam sehari, Ardy mengaku mematok harga Rp. 25-75.000, tergantung warna dan jumlah angka yang dibuat.
“Selalu ada yang memesan, karenanya saya tidak perlu kuatir tidak ada pelanggan, yang penting pengerjaan rapi, cepat dan pelanggan tidak kecewa dengan hasil yang saya kerjakan,” terangnya.
Selain menekuni pembuatan stempel, kunci cadangan, plat nomor kendaraan, berkat ketekunannya ia juga mengaku bisa melayani jasa pembuatan neon box, film, memo, nota, undangan, kartu nama, bender. Kepuasan pelanggan yang menyebar dari mulut ke mulut diakuinya menjadi strategi marketing, sehingga banyak pelanggan yang datang untuk membuat stempel serta jasa-jasa lain kepadanya, dengan kualitas yang cukup bagus dan berkualitas. 
Meski menempati lapak sederhana, dengan lokasi di pinggir jalan, ia mengaku berkat usahanya tersebut dirinya mampu menyekolahkan tiga orang anaknya, satu di antaranya sudah lulus SMA dan dua lainnya masih duduk di bangku SMP.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : Koko Triarko / Foto : Henk Widi

Lihat juga...