Warga Ketapang Manfaatkan Biogas Minimalisir Pencemaran Lingkungan Akibat Kotoran Ternak
LAMPUNG — Kesehatan lingkungan menjadi salah satu prioritas warga Desa Tamansari Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan, terutama para pemilik ternak. Mereka tahu adanya limbah kotoran ternak berimbas pada aroma tak sedap,mengundang lalat bahkan kerap mencemari air yang mengalir di aliran sungai.
Isman (40),salah satu warga Desa Tamansari bahkan menyiasati terbuangnya kotoran ternak sapi sebanyak tiga ekor miliknya dengan cara memanfaatkannya menjadi bahan bakar biogas.
Isman mengungkapkan awal mula dirinya belajar dari pemilik instalasi bio gas yang tak lain adalah Sutarjo, Sang Kepala Desa yang terlebih dahulu memiliki fasilitas biogas di rumahnya dari kotoran ternak sapi.
Biogas yang dihasilkan dari aktivitas fermentasi kotoran ternak sapi tersebut kini dimanfaatkan sebagai bahan bakar pelengkap bahkan utama saat terjadi kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji ukuran 3 kilogram.
“Awalnya saya berniat beternak tanpa mengganggu kesehatan keluarga dan lingkungan karena resiko beternak di dekat perkampungan penduduk pastinya kotoran bisa menimbulkan aroma tak sedap dan mendatangkan lalat,” ujar Isman ketika ditemui Cendana News tengah memberikan pakan sapi dengan jenjet dan dedak, Jumat (15/9/2017)
Biaya pembelian berbagai peralatan pipanisasi, selang termasuk penampungan kotoran, membutuhkan sekitar Rp7 juta. Investasi awal tersebut diakuinya cukup sebanding karena dengan adanya bak penampung kotoran yang selanjutnya tersimpan dalam tangki digester sehingga kotoran tak lagi mencemari lingkungan.
Keinginannya menggunakan biogas juga tak lepas dari pengalaman banyaknya komplain tetangga pada pemilik ternak yang membiarkan kotoran ternak berceceran bahkan mengalir ke selokan atau sungai yang berimbas pada bau tak sedap.