Pemkab Lebak Dorong Petani Tingkatkan Produksi Singkong

LEBAK — Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, meminta petani setempat meningkatkan produksi singkong atau ubi kayu karena permintaan pasar cenderung meningkat.

“Kebanyakan permintaan ubi kayu itu untuk bahan baku aneka kerajinan makanan camilan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Senin (16/10).

Produksi ubi kayu sampai September 2017 mencapai 21.083 ton dari tanam seluas 547 hektare dan panen 1.034 hektare.

Mereka petani mengembangkan tanaman ubi kayu itu di lahan-lahan darat juga ada tumpang sari dengan tanaman jagung dan padi huma.

Pemerintah daerah mendorong petani terus memperluas tanaman singkong karena permintaan pasar cenderung meningkat.

Produksi ubi kayu itu dijadikan bahan baku kerajinan aneka makanan camilan, seperti keripik dengan berbagai rasa, kerupuk opak, combro, misro dan sebagainya.

Selain itu, juga ubi kayu sebagai makanan tambahan masyarakat dengan diversifikasi produk, seperti menjadi bolu singkong, rebus singkong, gorengan singkong, getuk, dan landri. Hal ini mengingat singkong memiliki kandungan karbohidrat seperti beras.

Oleh karena itu, permintaan ubi kayu cenderung meningkat untuk aneka kerajinan makanan juga makanan alternatif pengganti beras.

“Kami minta masyarakat agar mengembangkan tanaman ubi kayu guna memenuhi kebutuhan pangan,” katanya.

Menurut dia, selama ini, lahan pertanian singkong belum mengarah pada petani monokultur karena mereka hanya menjadikan tanaman sampingan. Padahal, permintaan pasar cenderung meningkat sehingga menjanjikan pendapatan ekonomi petani.

Meski harga singkong Rp2.000,00 per kilogram, ubi kayu itu bernilai tinggi setelah menjadi makanan camilan dan alternatif pengganti beras.

Lihat juga...