Direktur Center for Strategic Development Studies (CSDS), Mulyanto di Depok, Kamis (14/12), mengemukakan, pemerintah dan DPR perlu mencari solusi taktis dan strategis terhadap masalah kelistrikan nasional.
Mulyanto, mengingatkan, kondisi PLN dinilai sejumlah pihak terancam gagal membayar kewajiban utang korporasi, karena pendapatan terus menurun, sementara belanja modal meningkat.
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, Prof. Mukhtasor, menyatakan, bahwa dalam jangka pendek perlu ditinjau ulang realisasi megaproyek pembangkit 35.000 megawatt, disesuaikan dengan tingkat konsumsi dan kemampuan penjualan PLN.
Saat ini, dari 35.800 MW yang direncanakan baru sekitar tiga persen pembangkit yang telah beroperasi. Kelebihan pasokan akan terus meningkat pada masa akan datang setelah pembangkit-pembangkit listrik lainnya selesai dibangun.
Kondisi ini, katanya, dapat meningkatkan beban keuangan PLN yang luar biasa tinggi, sedang pendapatannya cenderung stagnan. Di samping perbaikan tata kelola PLN sebagai BUMN agar bekerja lebih efisien dan produktif, mesti dilakukan perubahan kebijakan alokasi APBN yang selama ini untuk menutup defisit. (Ant)