2017, Kasus Difteri di Sumbar, Telan Korban Meninggal
PADANG – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Merry Yuliesday mengatakan dari Januari hingga November 2017, ada 23 orang masyarakat di Sumbar yang terdeteksi terjangkit difteri.
Ia menjelaskan, dari 23 orang yang terdeteksi difteri itu, 21 orang diantaranya ternyata negatif difteri. Sementara sisanya 2 orang lagi dinyatakan positif difteri, yang berada di Kabupaten Solok Selatan dan Pasaman Barat.
“Sampai saat ini dari dua orang yang positif difteri itu, satu orang telah meninggal dunia yakni warga yang berada di Kabupaten Pasaman Barat,” katanya, Jumat (8/12/2017).
Ia menyebutkan, 21 orang yang dinyatakan negatif difteri itu tetap mendapatkan upaya penanganan seperti imunisasi. Baik itu imunisasi dasar maupun lanjutan melalui drop out follow up (DOFU).
Selain memberikan upaya dengan cara imunisasi, kepada kabupaten dan kota agar melakukan Back Lock Fighting (BLF). Hal itu dilakukan apabila 3 tahun berturut-turut mencapai UCI (Universal Child Immunization).
“Cukup banyak penanganan yang bisa dilakukan, seperti peningkatan kualitas rantai dingin. Peningkatan surveilans atau penyelidikan epidemiologi,” ucapnya.
Untuk itu Merry menyampaikan dan mengimbau kepada masyarakat, apabila ditemukan pihak keluarganya ada gejala demam, batuk, pilek, sesak napas disertai ada membran pada mukosa hidung atau tenggorokan (pseudo membran), maka diminta untuk dibawa ke rumah sakit terdekat, seperti spesialis anak.
Sementara itu, menyikapi adanya difteri yang menyerang kesehatan anak-anak di Sumbar, turut menjadi kekhawatiran bagi orangtua, seperti yang dikatakan oleh Yuni, warga di Kota Padang. Ia terus berupaya mencari informasi terkait difteri, sehingga upaya antisipasi bisa dilakukan.