740 Hektar Lahan Puso, Target Produksi Padi Meleset
YOGYAKARTA – Dinas Pertanian Pangan, Kelautan, dan Perikanan, Kulon Progo pesimis, produksi padi di wilayah Kulon Progo Yogyakarta pada tahun 2017 ini bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
Hal itu disebabkan karena banyak lahan produktif khususnya sisi selatan di wilayah Kulon Progo mengalami gagal panen atau puso akibat badai tropis Cempaka beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pertanian Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kulon Progo, Bambang Tri, menyebut pemerintah Kulon Progo sebelumnya telah menetapkan target produksi padi pada tahun 2017 ini sebanyak 125.000 ton. Jumlah tersebut meliputi keseluruhan target produksi padi di lahan seluas kurang lebih 20.000 hektar lahan pertanian.
Namun, munculnya badai tropis Cempaka beberapa waktu lalu, dikatakan telah merusak sebanyak kurang lebih 1538 hektar lahan pertanian di Kulon Progo. Sementara sebanyak 740 hektar lahan pertanian diketahui mengalami gagal panen atau puso.
Mayoritas lahan pertanian yang terkena dampak badai tropis Cempaka itu berada di wilayah sisi selatan seperti kecamatan Panjatan dan Galur. Banyak lahan yang tengah ditanam padi terendam banjir hingga membuat tanaman mati dan puso.
“Karena sebagian wilayah di sisi selatan kena bencana, hingga mengakibatkan puso maka target produksi padi tidak akan tercapai. Itu otomatis,” katanya saat melakukan panen raya di Dusun Kedondong, Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, Kamis (21/12/2017).
Menurut Bambang, puso lahan pertanian seluas 740 hektar di sejumlah wilayah seperti kecamatan Galur dan Panjatan, telah mengakibatkan sedikitnya 5000 ton produksi padi di Kulon Progo hilang pada tahun ini. Jumlah itu didapat dari hasil perhitungan rata-rata hasil panen daerah yang mencapai 7 ton gabah kering giling per hektarnya.