93,75 Persen Sayur dan Buah di Sikka Mengandung Pestisida
MAUMERE – Hasil uji menggunakan Rapid Tes Kit yang dilakukan Tim Pengawas Mutu dan Keamanan Pangan kabupaten Sikka terhadap 18 sampel sayuran dan buah-buahan di pasar Alok, Wairkoja dan Nita menunjukan 93,75 persen terindikasi mengandung pestisida kimia.
“Untuk menjamin mutu dan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat, maka melalui Tim Sidak Mutu dan Keamanan Pangan secara berkala melakukan pengawasan pada bahan pangan seperti buah, sayuran, tahu, ikan, mie, bakso dan lontong secara berkala,” sebut Ir. Mauritius T.da Cunha, Kepala Dinas Ketahanan Pangan kabupaten Sikka, Jumat (8/12/2017).
Dikatakan Mauritius, dalam pengujian sampel yang dilakukan pada 16 dan 17 Maret 2017, ditemukan kandungan bahan pestisida pada hampir semua sayur dan buah-buahan seperti kangkung, bayam, sawi hijau, tomat, lombok besar, buncis, dan kacang panjang.
“Hanya sawi bungkus dari Maget Legar saja yang tidak mengandung pestisida dan kondisi ini memang sangat memprihatinkan, karena sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,” ungkapnya.
Pada 27 April 2017, lanjutnya, pengawasan terhadap spesimen daging babi, sapi, ayam dan bakso di kecamatan Alok ditemukan positif cemaran mikroba (TPC) dan mikroba coliform pada daging babi, sapi dan ayam, sedangkan pada bakso hasil uji negatif terhadap Borax dan Formalin.
Tanggal 8 Juni 2017, hasil pemeriksaan oleh Tim Pengawasan Terpadu terhadap bahan kimia berbahaya seperti Formalin, Borax, Rhodamin dan Methanil Yellow yang digunakan dalam pangan ikan, mie basah, pentolan bakso dan lontong di PKL belakang Gelora Samador. Hasil uji menunjukan tidak terindikasi bahan berbahaya.