Akademisi Undana: Produksi Pangan NTT Terhambat Anomali Iklim

KUPANG — Akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Ir Leta Rafael Levis MT MRur, mengatakan anomali iklim yang berdampak pada datang dan berakhirnya musim hujan yang tidak menentu telah ikut menghambat produksi pangan di NTT.

Di sisi lain keinginan Presiden Joko Widodo agar NTT meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan perikanan belum maksimal karena masih terhambat faktor iklim, manusia dan dampak kemajuan teknologi,” katanya di Kupang, Jumat (8/12).

Ia mengatakan hal itu terkait pengaruh iklim dan cuaca terhadap capaian produksi pangan setiap daerah dan upaya mengatasinya. Produktivitas masih menjadi menjadi tolak ukur kemajuan sebuah daerah dalam upaya pengentasan kemiskinan, menurunkan tingkat ketimpangan keadilan sosial dan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Dosen Fakultas Pertanian Lahan Kering Undana Kupang itu mengatakan apabila dilihat dari sisi produksi 30 persen PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) NTT berasal dari pertanian dan perikanan, artinya peningkatan produktivitas pertanian dan perikanan menjadi kunci kesejahteraan rakyat NTT.

Menurut Leta Levis, anomali iklim dan cuaca ekstrem dalam tiga tahun terakhir terus melanda Nusa Tenggara Timur telah ikut menghambat berbagai rencana dan proyek startegis nasional di daerah berbasis kepulauan ini.

Dengan iklim yang seni-arid (sebagian kecil basah dan kering) telah membuat para petani di daerah ini kesulitan untuk mewujudkan keinginan pemerintah untuk meningkatakan produktivitas guna kesejahteraaan bersama.

Dia menyebut produksi padi pada 2015 sebanyak 948.088 ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat 14,82 persen atau sebanyak 825.728 ton GKG jika dibandingkan dengan 2014.

Lihat juga...