Akhir Tahun, Panen Cabai Petani Lamsel Membaik

Meski sempat anjlok sekitar bulan Mei dengan harga Rp15.000 hingga Rp28.000 per kilogram sementara musim panen pada bulan Desember harga di level petani mencapai Rp45.000 akibat beberapa sentra cabai mengalami gagal panen tersebab cuaca.

Petani cabai lain, Suroto mengaku, pada awal bulan Oktober tersebut ribuan batang tanam cabai miliknya mendapat serangan hama trips dan berimbas pada keriting daun serta calon bunga rontok. Meski bisa diatasi dengan obat-obatan khusus ditambah dengan terjangan angin kencang yang berimbas sebagian tanaman cabai roboh meski menggunakan tiang ajir dan tali rapia. Beruntung hama patek yang kerap menyerang buah berimbas pada busuk buah tidak menyerang tanaman cabai milik petani.

“Sebagian petani cabai menghindari penanaman cabai merah pada saat musim rendeng dan sengaja menanam saat musim gadu karena saat musim penghujan rentan terjadi serangan hama penyakit,” terang Suroto.

Pada tanaman sekitar 7.000 batang penanaman sebelumnya, bisa menghasilkan sekitar 3 ton dengan perolehan uang sekitar Rp135 juta dengan modal hanya sekitar Rp30 juta untuk biaya pembelian mulsa, obat, biaya perawatan dan biaya pekerja yang membantu proses penanaman, perawatan hingga pemanenan. Saat kondisi panen baik pada bulan Desember ini, ia menyebut, modal bisa kembali pada dua kali pemanenan. Pemanenan selanjutnya lagi sudah dipisahkan sebagai keuntungan.

Selain memperoleh keuntungan dari cabai merah, sebagian petani bahkan menanam secara tumpang sari dengan tomat yang bisa dipanen pada usia 60 hari. Harga jual saat ini mencapai Rp4.000 per kilogram sehingga selain hasil panen cabai rawit petani juga mendapatkan hasil dari panen tomat yang bisa mencapai 100 kilogram dengan hasil sekitar Rp400 ribu. Pemanenan yang dilakukan pada cabai merah bisa bertahan selama 10 hari. Bisa pula dijual mendekati hari raya Natal dan Tahun Baru.

Lihat juga...