Banjir Sungai Barito Terjang Lahan Pertanian, Panen Terancam Gagal

MARABAHAN –– Tingginya intensitas hujan deras yang terus mengguyur dalam dua hari terkahir, memicu banjir di kampung-kampung penduduk yang berada di pinggiran Sungai Barito.

Debit air Sungai Barito melonjak hingga meluber menggenangi perkampungan warga, salah satunya di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Camat Kuripan, Hamdi, menuturkan air masih menggenangi sembilan desa se-Kecamatan Kuripan sejak Minggu hingga Senin pagi, (10-11/12/2017). Ia merinci, sembilan desa itu terdiri atas Jambu Baru (195 KK), Jambu (201 KK), Kabuau (251 KK), Asia Baru (175), Jarenang (165 KK), Kuripan (216 KK), Rimbun Tulang (210 KK), Tabatan (278 KK), dan Tabatan Baru (296 KK).

Adapun rumah yang terdampak banjir sebanyak 976 unit dengan 3.738 jiwa se- Kecamatan Kuripan. “Semua tanaman, kebun terendam. Yang jelas jagung, kedelai, sayur-sayuran, kelapa semua terendam sekitar 75 hektare. Jadi apapun bentuknya, panen gagal total, dan banjir ini terjadi pada 2005, 2015, dan 2017,” kata Hamdi kepada Cendana News, Senin (11/12/2017).

Menurut dia, ketinggian air mencapai 8,9 sentimeter yang membuat warga kesulitan beraktivitas. Hamdi mengatakan korban banjir butuh bantuan sembako, air mineral, obat gatal-gatal atau kutu air, gas elpiji 3 kilogram, dan selimut.

Pada Kamis pekan lalu (7/12/2017), banjir sejatinya sudah menerjang Kecamatan Kuripan. Tapi, Pemkab Barito Kuala belum mengulurkan bantuan ke korban banjir di tepi Sungai Barito itu. Padahal, Hamdi mengatakan Wakil Bupati Barito Kuala, Rahmadian Noor sudah turun meninjau lokasi banjir.

“Bupati Barito Kuala (Noormiliyani Aberani Sulaiman) rencananya Rabu mendatang (13/12/2017),” Hamdi berkata.

Lihat juga...