AMBON — Bupati Maluku Tengara Barat (MTB), Petrus Fatlolon menyatakan pihaknya telah membentuk tim penanganan buaya ganas di daerah itu dan akan menghadirkan ahli dari luar daerah.
“Memang kita tau bahwa sudah hampir dua puluh orang yang menjadi korban gigitan buaya, dan itu terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Karena itu Pemkab telah berinisiatif mengundang Forkopimda dan melakukan pembahasan dengan dengan SKPD teknis. Kita telah bersepakat membentuk tim yang melibatkan unsur TNI-Polri serta Badan Penanggulangan Bencana. Kita akan cek sejauh mana progress dari pembentukan tim tersebut,” katanya, dikonfirmasi, Selasa (19/12).
Dia menjelaskan bahwa ahli penanganan buaya itu saatnya akan melakukan pemantauan dan kemudian menginventarisir dimana persisnya buaya berada. Setelah itu tim tersebut akan menyampaikan konsep penanganannya kepada Pemkab untuk disikapi.
Selain itu, Pemkab juga berencana mengundang tokoh-tokoh adat dari sejumlah desa untuk membahas kejadian yang terus menelan korban itu, dalam beberapa waktu mendatang.
“Pendekatan adat nanti kita akan lakukan karena ada riwayat juga kalau ternyata ada beberapa soa di Tanimbar ini yang asal-usulnya dari buaya,” kata dia.
Bupati Petrus juga meminta masyarakat untuk terus mewaspadai lokasi-lokasi yang diduga menjadi habitat buaya sehingga tidak terjadi hal-hal di luar dugaan.
Bupati menyatakan hal itu terkait kritikan dari Wakil Ketua DPRD MTB, Piet Kait Taborat yang menilai Pemkab MTB lamban dalam mengatasi buaya ganas yang telah menyerang belasan warga masyarakat di sejumlah wilayah itu.
“Binatang atau satwa dan manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Benar bahwa ada Undang-Undang perlindungan Satwa, tetapi nyawa manusia khususnya nyawa masyarakat MTB ini jauh lebih penting dan berharga dibandingkan dengan nyawa binatang atau satwa,” kata Piet.