Dambakan Irigasi Permanen, Petani Bangunrejo Olah Sawah Tadah Hujan

LAMPUNG – Puluhan petani penanam padi di Desa Bangunrejo Kecamatan Ketapang mulai melakukan proses labuh atau pengolahan tanah di lahan sawah tadah hujan di wilayah tersebut.

Salah satunya dilakukan oleh Supan (50) warga pemilik satu hektar lahan sawah yang mulai melakukan proses penggenangan air bersumber dari aliran siring alam di wilayah tersebut.

Menurut Supan, petani penanam padi di wilayah tersebut berjumlah sekitar 20 orang. Sebagian memanfaatkan lahan masa tanam gadu dan masa penyelang jelang musim tanam rendeng untuk menanam kedelai dan jagung. Sebagian lagi menanam padi.

Memasuki masa tanam pertama (MT1) pada musim tanam rendeng, Supan menyebut, curah hujan yang tinggi dimanfaatkan petani di wilayah tersebut untuk melakukan pengolahan tanah. Petani harus bergotong royong melakukan proses membendung sungai kecil yang dikenal dengan siring rebang dan bisa mengaliri lahan sawah seluas lebih kurang dua puluh hektar, sisanya memanfaatkan lebung atau embung alam di wilayah tersebut.

Sebagian lahan sawah tadah hujan mulai dibajak menggunakan traktor [Foto: Henk Widi]
Belum adanya saluran irigasi permanen membuat petani harus menggunakan fasilitas mesin sedot berbahan bakar premium agar sawah yang dimiliki bisa teraliri air cukup untuk beberapa petani.

“Saat musim rendeng petani di wilayah ini berani melakukan penanaman padi sementara musim gadu ditanami jagung dan kedelai akibat pasokan air yang kurang. Kecuali dibuatkan sumur bor serta bendungan permanen oleh Dinas Pertanian atau Dinas Pekerjaan Umum,” terang Supan, salah satu petani di Desa Bangunrejo Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan, saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pengolahan lahan dengan proses penyedotan air menggunakan mesin pompa, Rabu (13/12/2017).

Lihat juga...