Diktator Peru Fujimori Memohon Ampun Pada Rakyat

Ampunan tersebut membuat pemerintah sayap kanan Kuczynski memasuki kemelut baru perpolitikan kurang dari seminggu setelah Konggres hampir menyingkirkannya dari jabatannya setelah terjadi skandal gratifikasi.

Pada Senin (25/12/2017) pagi waktu setempat, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang di pusat kota Lima. Tindakan tersebut diambil pada hari kedua demontrasi yang berimbas pada terjadinya kerusuhan.

Fujimori, adalah sosok yang disebut rakyat Peru sangat memecah belah negaranya. Sementara banyak orang menganggapnya sebagai diktator korup, yang lain memuji dia karena mengakhiri krisis parah ekonomi dan memberantas pemberontakan sayap kiri selama berkuasa. Pengampunan tersebut membebaskan Fujimori dari hukuman atas korupsi dan kejahatan hak asasi manusia, 12 hingga 25 tahun hukuman penjara.

Keputusan untuk memberikan pengampunan tersebut mendapatkan banyak tentangan dari masyarakat Perut. Bahkan pengacara yang membela Kuczynski dalam skandal gratifikasi Alberto Borea mengatakan, bahwa dia menentang pengampunan tersebut dan tidak mengetahui bahwa hal tersebut telah diusahakan.

Dengan mengucapkan pengkhianat dan pengampunan itu harus dihapuskan, banyak orang Peru yang berdemonstrasi pada Senin (25/12/2017) meminta Kucyznski mengundurkan diri dan diadakan pemilihan umum baru.

Sejauh ini, tiga anggota parlemen partai yang berkuasa telah mengumumkan pengunduran diri mereka dari partai milik Kuczynski, yang menguasai sekitar seperlima kursi kongres. Sumber di pemerintahan menyebut, wakil menteri hak asasi manusia juga mengundurkan diri.  (Ant)

Lihat juga...