Ebeg Banyumasan Tutup Kemilau Seni Budaya Nusantara TMII
JAKARTA — Ebeg Banyumasan menutup Kemilau Seni Budaya Nusantara (KSBN) yang digelar Forum Komunikasi Anjungan Daerah (FOKAD) Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tampilan Ebeg dengan aktrasinya sangat memukau penonton hingga terlihat membludak di pelataran Candi Bentar TMII, Jakarta, Minggu (24/12/2017).
Salah satunya, Nasirun, warga Bambu Apus, Jakarta Timur, mengaku terhibur dengan seni Ebeg ini. Apalagi, Nasirun adalah asli Jawa Tengah yang sejak kecil di kampungnya kerap ada festival seni yang menampilkan Ebeg. Bahkan, dia mengaku saat nonton di usia kecilnya, tubuhnya pernah keinjak barongannya sampai tidak bisa bangun.
“Waktu, saya pulang kampung kemarin tidak nemu kesenian ini. Alhamdulillah, saya jalan-jalan ke TMII ada gelaran Ebeg Banyumasan, kangen saya terobati,” kata Nasirun kepada Cendana News.
Kepala Anjungan Jawa Tengah TMII, Hamirun menjelaskan, Ebeg adalah bentuk tari tradisional khas Banyumasan, Jawa Tengah, dengan properti utama berupa ebeg atau kuda kepang. Kesenian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya.
“Kami memang melestarikan seni Ebeg Banyumasan. Nguri-nguri seni budaya banyumasan adalah generasi muda yang sebelumnya tidak mengenal Ebeg ini,” kata Hamirun kepada Cendana News ditemui di sela-sela gelaran Ebeg.
Tapi, jelas dia, setelah mereka hijrah ke Jakarta. Mereka berusaha untuk nguri-nguri budaya Ebeg yang ada di Banyumas. Diharapkan budaya Ebeg ini di Jakarta bisa lebih bagus dan tidak punah.
“Budaya yang ada di Banyumas itu tidak hilang begitu saja, karena Ebeg harus dilestarikan. Itu harapannya,” kata Hamirun.
Maka itu, jelas dia, para generasi muda asal Jawa Tengah itu difasilitasi Anjungan Jawa Tengah TMII untuk berlatih seni Ebeg setiap Rabu malam dari pukul 20.00-23.00 WIB.