DENPASAR — Bali menghasilkan devisa sebesar 1,34 juta dolar AS dari ekspor barang-barang rajutan selama Oktober 2017, meningkat 71.398 dolar AS atau 5,62 persen dibanding bulan sebelumnya (September 2017) yang tercatat 1,27 juta dolar AS.
“Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya perolehan devisa itu meningkat 188.660 dolar AS atau 16,35 persen, karena Oktober 2016 pengiriman barang-barang rajutan itu hanya menghasilkan 1,15 juta dolar AS,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri di Denpasar, Senin (25/12).
Menurut Nyoman Subadri barang-barang rajutan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali yang menggeluti usaha skala rumah tangga itu mampu memberikan kontribusi sebesar 2,82 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 47,69 juta dolar AS selama Oktober 2017. Ekspor rajutan ini meningkat 2,72 juta dolar AS atau 6,05 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 44,69 juta dolar AS.
Namun dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya merosot hingga 6,08 juta dolar AS atau 11,31 persen, karena Oktober 2017 pengapalan barang-barang rajutan itu menghasilkan devisa sebesar 53,77 juta dolar AS.
I Gede Nyoman Subadri menjelaskan pasaran Singapura menyerap paling banyak barang-barang rajutan dari Bali yang mencapai 26,10 persen, menyusul Amerika Serikat 18,65 persen, Hong Kong 16,08 persen, Australia 8,76 persen, Thailand 6,38 persen dan China 1,02 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Jepang 1,80 persen, Jerman 0,68 persen, Belanda 0,09 persen dan 20,43 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.