QUITO – Ekuador dan Uruguay pada Kamis (7/12/2017) bergabung dengan negara Amerika Latin untuk mengecam keputusan Gedung Putih mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Pengumuman Amerika Serikat merusak upaya internasional untuk mencari penyelesaian melalui perundingan yang adil dan langgeng di wilayah tersebut bagi konflik Palestina-Israel,” kata Kementerian Urusan Luar Negeri Ekuador di dalam satu pernyataan.
Ekuador juga memperingatkan mengenai dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh keputusan tersebut. Dan akan berupaya menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian, yang macet, antara Palestina dan Israel.
“Ekuador kembali menyampaikan seruannya bagi masyarakat internasional agar mendukung penyelesaian yang adil dan pasti di wilayah yang dibangun dari keberadaan kedua negara Palestina dan Israel. Dengan perbatasan pra-1967 dan dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina, sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah,” bunyi pernyataan lebih lanjut dari Kementerian Urusan Luar Negeri Ekuador.
Di Montevideo, Kementerian Urusan Luar Negeri Uruguay mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan ketidak-setujuan dan keprihatinannya dengan tindakan AS. Uruguay juga kembali menyampaikan dukungannya bagi penyelesaian dua-negara, dengan mempertahankan resolusi 1947 Dewan Keamanan mengenai masalah tersebut.
Pada Rabu (6/12/2017), Kuba dan Venezuela mengutuk pengumuman Gedung Putih. Sementara Meksiko menjelaskan negara itu takkan memindahkan Kedutaan Besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem seperti yang diingini oleh Gedung Putih. (Ant)