Gas Bersubsidi Masih Langka di Sumbar

PADANG — Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Barat, Asben Hendri, menyatakan pemerintah bersama PT. Pertamina telah meningkatkan pasokan gas LPG 3 kg dan melakukan operasi pasar, guna mengatasi kelangkaan.

“Namun yang saya lihat, meski upaya demikian telah dilalui, masih saja ditemukan di beberapa kawasan sulit untuk mendapatkan gas bersubsidi tersebut,” katanya, Selasa (12/12/2017) sore.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Barat, Asben Hendri. -Foto: M. Noli Hendra

Menurutnya, ada kemungkinan terjadi pengguna LPG 3 kg yang didistribusikan tidak tepat sasaran, seperti halnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang seharusnya tidak sepatutnya menggunakan gas LPG 3 kg tersebut.

“Elpiji 3 kg itu diperuntukkan bagi yang kurang mampu, yang digunakan untuk ibu rumah tangga. Bukan malah untuk yang membuka usaha yang tergolong usaha menengah,” ucapnya.

Dikatakannya, bagi pelaku usaha dimaksud harus menggunakan gas LPG nonsubsidi, yakni Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg. Namun, jika tetap menggunakan LPG 3 kg, maka untuk satu rumah itu bisa menghabiskan minimal 5 tabung sehari untuk menjalani usahanya. Hal tersebut dinilai akan membuat dampak terkurasnya pasokan yang ada.

“Bagi keluarga yang kurang mampu, paling untuk satu tabung itu bisa bertahan 2-3 minggu. Sementara bagi yang pelaku usaha, bisa minimal 5 tabung per hari. Kondisi ini jelas terlihat, salah satu penyebab kelangkaan elpiji bersubsidi ini bisa jadi akibat tingginya pengguna elpiji dari pelaku usaha,” ujarnya.

Lihat juga...