Karena kini ummat Islam Indonesia semakin menikmati pendidikan yang lebih baik maka akhirnya tingkat pengetahuan mereka terus membaik mulai dari masalah politik, ekonomi, kesejahteraan hingga pertahanan dan keamanan.
Ummat Islam di sini mendapat pelajaran, pengetahuan dari sekolah mulai sekolah umum seperti SD, SMP, SMA hingga SMK serta dari tokoh-tokoh agama mulai dari ustadz, kiai, habaib seperti Abdulah Gymnasiar alias Aam Gym. Yusuf Mansur dan lain-lain di masjid ataupun mushalla. Para tokoh muda Islam itu mulai memberikan pengajaran bahkan pendidikan mulai dari masalah agama Islam sendiri misalnya tentang surat-surat di kitab suci Al Quran, ajaran Nabi Muhammad SAW atau hadist.
Selain itu juga ada tokoh-tokoh senior seperti Quraish Shihab, serta Ma’ruf Amin.
Tentu saja dengan belajar atau menimba ilmu agama dan ilmu-ilmu umum itu sepantasnyalah jika otak orang-orang Islam kian terisi dengan ilmu yang benar-benar ilmu dan bukannya “ajaran sesat”.
Karena itu, sangatlah tidak mengherankan apabila aksi-aksi unjuk rasa semakin berbobot sehingga tak lagi menjadi “aksi sekadar aksi” untuk unjuk rasa atau unjuk kekuatan. Maka tentu saja kepada seluruh ummat Islam sangat diharapkan agar dengan bekal ilmu agama dan ilmu umum maka apa pun tujuan unjuk rasa atau demonstrasi itu akan semakin baik dan tertib serta bukan “unjuk kekuatan” apalagi pemerintahan yang sekarang ini yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla adalah benar-benar hasil pemilihan presiden alias pilpres yang makin bersih.
Kalau misalnya ummat Islam ingin berunjuk rasa di depan sebuah kedutaan besar sebuah negara sahabat atau organisasi internasional seperti PBB atau UNESCO maka tak perlulah bertindak berlebihan misalnya sampai harus membakar ban bekas atau berusaha merusak fasilitas yang ada di kantor perwakilan negara sahabat itu ataupun organisasi internasional apa pun juga.