Gotong Royong Menarik Jaring Payang, Sumber Nafkah Warga Way Muli
LAMPUNG — Penduduk Desa Way Muli Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan didominasi oleh suku Jawa Serang atau dikenal dengan sebutan Jaseng, Lampung, Jawa memiliki cara unik untuk tetap mempertahankan kebersamaan, yakni menarik jaring payang.
Joko (50) salah satu warga Desa Way Muli menyebutkan, Teluk gunung Botak yang berada di dekat pantai wartawan menjadi lahan mata pencaharian masyarakat setempat sebagai nelayan payang. Kegiatan menarik payang menjadi tradisi kegotongroyongan masyarakat Way Muli hingga sekarang.
Tradisi menarik payang tersebut diakui Joko bahkan menjadi kearifan lokal yang jarang ditemui di wilayah lain karena proses penangkapan ikan tersebut memperlihatkan kerjasama, gotong royong dalam mencari nafkah bagi nelayan tangkap di wilayah tersebut.
Lokasi penarikan payang teri yang berada persis di sisi jalan lingkar pesisir Rajabasa atau dikenal dengan coastal road Rajabasa bahkan menjadi tontonan menarik wisatawan sekaligus bisa membeli ikan segar hasil jaring payang.
Penarik payang berjumlah sekitar 7 hingga 9 orang tersebut bahkan menjadi tontonan menarik. Ada nelayan yang bertugas menebarkan jaring dengan jarak 50 meter dari bibir pantai. Jaring payang dengan pelampung terbuat dari bambu, busa serta pelampung plastik tersebut di kedua ujungnya ditarik ke darat sembari menunggu arus laut yang membawa pergerakan ikan pelagis jenis teri, simba, tanjang serta jenis ikan lain.
Panjang keseluruhan jaring payang milik sejumlah nelayan bervariasi mulai dari 80 meter hingga 100 meter dan di lokasi tersebut ada sekitar lima perahu dilengkapi dengan jaring payang yang ditarik dari tepi pantai. Keunikan kearifan lokal dalam menangkap ikan dari tepi pantai tersebut bahkan kerap diperlombakan dalam setiap Festival Rajabasa serta Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI.