Guru SD Lamsel ini Jadikan Pekarangan untuk Konservasi dan Edukasi Lingkungan

LAMPUNG — Widodo (44) harus meleralakan sebagian lahan milik dia demi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera STA 18. Warga Desa KLaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan itu hanya tinggal skeitar 100 meter dari jalan tol yang saat ini dalam tahap pembangunan jalan rigid.

Selain terkena imbas pembangunan jalan bebas hambatan, lahan miliknya juga terkena imbas pembangunan jalan layang (fly over). Perkarangan dan bangunan miliknya jadi makin berkurang,

Widodo kehilangan sekitar 100 batang lebih tanaman belimbing merah, pepaya, sirsak dan beberapa tanaman kayu lain demi pembangunan jalan.

Kini ia mulai melakukan peremajaan berbagai tanaman tersebut untuk memperbaiki sebagian lingkungan yang ada di dekat lahan tol, termasuk berbagai jenis tanaman kayu yang sudah ditebang. Beberapa jenis tanaman produktif menghasilkan buah dan pohon kayu disebutnya memiliki manfaat secara ekonomis dan menjaga lingkungan.

Widodo kembali mengembangkan beberapa jenis tanaman di antaranya
Sirsak (annona muricata L.), Belimbing merah (averrhoa carambola) dan Pepaya California (carica papaya L), Durian (durio zibenthinus. E). Tanaman-tanaman ini memiliki keuntungan dalam mengantisipasi polusi akibat wilayahnya dilalui jalan tol.

Imbas jalan tol dipastikan akan menyumbang polusi udara sehingga ia mulai memperbanyak berbagai jenis tanaman meskipun jalan tol belum dioperasikan.

“Lingkungan yang kami tinggali memang belum padat penduduk namun polusi akibat lalu lintas kendaraan dipastikan akan muncul dengan keberadaan jalan tol sehingga saya menambah kembali tanaman kayu dan buah di pekarangan yang saya miliki untuk mencegah polusi,” ungkap Widodo saat ditemui Cendana News (Rabu (27/12/2017).

Lihat juga...