Hari Bela Negara Sangat Berarti Bagi Masyarakat Sumbar
PADANG — Terkait Hari Bela Negara, ada sejarah yang diingat oleh masyarakat di Sumatera Barat (Sumbar). Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, guru besar ilmu sejarah Universitas Andalas Padang, memaparkan bagaimana keinginan besar masyarakat Sumbar untuk memperingati Hari Bela Negara.
Ia menyebutkan, sebelum ditetapkan Hari Bela Negara setiap tanggal 19 Desember, keinginan masyarakat di Sumatera Barat (Sumbar) untuk memperingati adanya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) sangat menggebu-gebu.
Gusti Asnan menjelaskan, meskipun sejak 1950-an pada Orde Lama dan Orde Baru ada “larangan” untuk mengingat PDRI, namun orang Sumbar tetap bangga mengingatnya, baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Ia menyebutkan, jika dilihat pada 2006 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanggal 19 Desember 1948 hari lahirnya PDRI dianggap sebagai Hari Bela Negara. Ini tentunya membuat masyarakat Sumbar, bangga.
Menurutnya, pemerintah daerah di Sumbar dan kabupaten/kota telah mulai melaksanakan peringatan Hari Bela Negara dari beberapa tahun lalu. Dukungan pemerintah daerah dalam merayakannya, tidak hanya dengan upacara bendera saja, tapi juga melakukan lawakan sejarah dengan melibatkan siswa.
“Bahkan ada lomba, seperti kemah guru sejarah yang diadakan dengan bekerja sama dengan lembaga lain, yang berhubungan dengan Hari Bela Negara,” katanya, Selasa (19/12/2017) malam, melalui pesan singkat.
Menurutnya, di Sumbar selama ini peringatan Hari Bela Negara cukup antusias. Namun, sayangnya kondisi itu hanya berlangsung hingga 2014 dan 2015. Peringatan Hari Bela Negara itu yang sangat menggema di Sumbar dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Namun, akhir-akhir ini sepertinya kurang meriah.