Integrasi Peternakan dengan Pertanian Jagung Untungkan Warga Ketapang

LAMPUNG – Potensi lahan pertanian yang melimpah dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Desa Tamansari dan Desa Sumbernadi di Kecamatan Ketapang serta sejumlah desa lain yang ada di sekitarnya.

Lahan tersebut bisa dimaksimalkan menjadi sentra pertanian jagung dan padi sebagai penyokong sektor usaha peternakan yang dimiliki oleh warga.

Dwi (30) salah satu peternak di Sumbernadi menyebut, integrasi peternakan dan pertanian dominan dilakukan oleh petani sebagai instrumen investasi jangka panjang dengan memelihara ternak kambing dan sapi, khususnya jenis sapi peranakan ongole, limousin dan brahman.

Dwi memberi pakan tambahan berupa bekatul penggilingan gabah. Selain pakan hijauan rumput gajah dan tebon jagung. [Foto: Henk Widi]
Sebanyak sepuluh ekor sapi jenis brahman, limousin dan peranakan ongole bahkan sudah dipelihara sejak lima tahun silam dengan sistem penggemukan dan dijual saat permintaan akan sapi meningkat. Terutama menjelang hari raya kurban serta hari besar keagamaan tertentu lainnya maupun saat acara pernikahan dengan menu kuliner olahan daging sapi.

Potensi ketersediaan pakan yang melimpah diakuinya ikut mendukung pengembangan ternak di wilayah tersebut bahkan saat musim kemarau melanda tanpa khawatir kekurangan pakan hijauan.

“Sumber pakan yang melimpah berupa hijauan rumput gajah dan kolonjono yang ditanam di pekarangan serta limbah pertanian dari tebon atau batang tanaman jagung pasca panen, membuat sumber pakan melimpah sehingga usaha ternak di desa kami berkembang,” ungkap Dwi, saat ditemui Cendana News tengah memberi pakan tambahan bagi satu ekor ternak sapi miliknya yang tengah bunting di kandang terbuka miliknya, Selasa (13/12/2017).