NEW YORK – Kemarau lokal, banjir dan konflik yang berkepanjangan telah meningkatkan kondisi rawan pangan. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mencatat, kejadian tersebut sangat mempengaruhi meski kondisi pasokan makanan terjadi secara kuat di tingkatan global.
Edisi terbaru laporan FAO mengenai kondisi pangan dunia, Crop Prospect and Food, mengungkapkan sebanyak 37 negara dimana 29 di antaranya berada di Afrika, memerlukan bantuan pangan dari luar.
“Konflik yang berkecamuk terus menjadi pengendali utama kerawanan pangan parah, telah memicu kondisi yang mendekati kelaparan di Nigeria Utara, Sudan Selatan dan Yaman, serta kelaparan luas di Afghanistan, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo dan Suriah,” kata FAO, Jumat (8/12/2017).
Laporan itu juga mengatakan konflik menghambat kegiatan produktif dan menghalangi akses ke makanan. Bahkan konflik juga sangat meningkatkan jumlah orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di kawasan Afrika.
Di Afrika, laporan tersebut merinci bahwa yang sangat memerlukan bantuan makanan adalah sebanyak 1,1 juta orang di Republik Afrika Tengah; 7,7 juta di Republik Demokratik Kongo yang menampung lebih dari 200.000 pengungsi dan empat juta orang yang kehilangan tempat tinggal di dalam negeri mereka.
Kemudian lebih dari tiga juta orang di Nigeria Utara; sebanyak 4,8 juta di Sudan Selatan; dan 3,1 juta di Somalia. Jumlah itu telah meningkat tiga kali lipat dalam satu tahun belakangan. Terlebih lagi di Yaman, 17 juta atau sekira 60 persen penduduk negeri tersebut diduga memerlukan bantuan kemanusiaan mendesak.
Laporan itu juga menyampaikan keprihatinan di Bangladesh, tempat tiga babak banjir bandang tahun ini mengakibatkan kerusakan besar pada tanaman padi. Kemarau parah pada musim panas juga telah memangkas hasil panen gandum di Mongolia sampai hampir separuh. Kendati ada kecenderungan negatif lokal, laporan tersebut menyatakan bahwa, secara keseluruhan, produksi pangan global mengalami “booming”. Selain itu, produksi dicatat di banyak negara dengan penghasilan rendah dengan makanan yang tak mencukupi, tempat hasil jagung diperkirakan bertambah sampai dua persen tahun ini. (Ant)