Lahirkan Mental Entrepreneurship, Pendidikan Kewirausahaan Perlu Digalakkan

MATARAM – Untuk menekan angka pengangguran dan melahirkan lulusan terampil serta bermental entrepreneurship, sekolah, lembaga pendidikan dan perguruan tinggi diminta lebih serius mengajarkan pendidikan kewirausahaan, tidak saja teori, tapi juga praktik langsung di lapangan.

“Pendidikan kewirausahaan harus lebih serius diajarkan, tidak saja teori, tapi juga praktik, supaya lulusan yang dihasilkan bisa membuka lapangan kerja sendiri, bukan malah mencari pekerjaan,” kata Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin di Mataram, Kamis (28/12/2017).

Mengingat di era persaingan sekarang, persaingan demikian ketat, sementara ketersediaan lapangan pekerjaan sangat terbatas, sehingga kalau hanya mengandalkan ijazah, lulusan lembaga pendidikan dan perguruan tinggi tidak akan bisa bersaing.

Kalau sudah begitu, maka akan terjadi pengangguran. Dengan melahirkan lulusan terampil dan berjiwa entrepreneurship, maka lulusan lembaga pendidikan tidak akan lagi sibuk mencari kerja, tapi bisa membuka usaha sendiri dan lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja.

“Sekarang lewat internet anak muda sudah mulai banyak menjalankan bisnis secara online, itu sangat bagus, artinya gaya berpikirnya sudah mulai berubah,” katanya.

Sebelumnya, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terserap lapangan pekerjaan masih sangat minim dibandingkan lulusan Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Tingkat Pertama.

Lulusan SMK yang terserap lapangan kerja hanya mencapai 5 persen, sementara Perguruan Tinggi hanya sebesar 10 persen, dari Diploma l sampai lll. Lulusan SD dan SMP justru lebih banyak terserap lapangan pekerjaan, tapi pada sektor yang tidak membutuhkan pendidikan tinggi, yaitu 47 persen untuk SD dan 20 persen SMP.

Lihat juga...