LSI: Titiek Soeharto Potensial Segarkan Politik Nasional

JAKARTA — Partai Golongan Karya (Golkar) menghadapi ancaman serius. Untuk kali pertama dalam sejarah pemilu legislatif berada di rangking ketiga, dan tak memiliki tokoh untuk kaliber kelas calon presiden maupun wakil presiden dari kader sendiri.

Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dikombinasi dengan riset kualitatif untuk mengejar kedalaman dan peristiwa paling mutakhir menunjukkan gambaran tersebut.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa. -Foto: Makmun Hidayat

Survei dilakukan pada 1-14 November secara nasional melalui wawanara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin error survei ini plus minus 2,9 persen. Sedangkan riset kualitatif dilakukan pada 1-13 Desember 2017.

Menurut Ardian Sopa, dari  Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, ada tiga isu yang menjadi ancaman Partai Golkar saat ini. Untuk kali pertama dalam sejarah, Golkar terancam terlempar ke urutan 3 atau bahkan 4 urutan partai pemenang pemilu.

“Simulasi survei bulan November 2017 memperlihatkan Golkar sudah di urutan ketiga di bawah PDIP dan Gerindra. Golkar hanya memperoleh 11,6%, tertinggal dari PDIP 24,2% dan Gerindra 13%. Tren elektabilitas Golkar negatif, sehingga jika tren ini terus berlanjut, bukan hal yang mustahil Golkar bisa terlempar ke urutan 4,” kata Ardian, belum lama ini, di Kantor LSI, Graha Dua Rajawali Nomor 70, Rawamangun, Jakarta Timur.

Ancaman kedua, lanjut Ardian, Golkar tidak melahirkan tokoh kaliber kelas berat. Lima calon presiden 2019 yang paling populer, tak satu pun tokoh Golkar. Jokowi, Prabowo, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi lima superstar politik nasional hari ini.

Lihat juga...