TOKYO – Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam mengatakan telah mengubah status lumba-lumba Irrawaddy dan lumba-lumba tanpa sirip, yang keduanya tinggal di perairan Asia, menjadi terancam.
Status tersebut satu level lebih tinggi dari sebelumnya yakni rentan. Dengan status tersebut, lumba-lumba Asia satu langkah lebih dekat dengan kepunahan.
Kelompok lingkungan tersebut juga menaikkan kedudukan lemur ekor cincin Australia dengan dua tingkat dari rentan menjadi terancam punah di dalam daftar pembaruan Daftar Merah yaitu daftar berisi jenis terancam dan dalam kondisi diawasi ketat.
Penilaian ulang kedudukan dua mamalia air tersebut muncul setelah jumlah lumba-lumba Irrawaddy tidak lebih dari separuhnya dalam 60 tahun belakangan. Dan selama 45 tahun belakangan untuk lumba-lumba tanpa sirip.
“Jenis lumba-lumba tersebut hidup di perairan dangkal dekat pantai dan keduanya berjumlah terbatas pada sistem air tawar dan itu membuat mereka sangat rentan terhadap kegiatan manusia,” kata Kepala Regu Daftar Merah Kelompok tersebut Craig Hilton-Taylor, Selasa (5/12/2017).
Taylor menyebut, di sungai Mekong, sebagian besar kematian lumba-lumba Irrawaddy dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh belitan jaring penangkap ikan. “Jaring ini digantung seperti tirai kematian di seberang sungai,” tandasnya.
Untuk lemur ekor cincin, iklim Australia yang semakin kering dan panas telah menyebabkan penurunan populasi lebih dari 80 persen. Jumlah tersebut adalah kondisi selama dekade terakhir. “Ancaman, yang mendorong untuk punah, berasal dari kita, dari manusia. Itu juga berarti bahwa kita dapat melakukan sesuatu untuk itu,” pungkas Taylor. (Ant)