KUALA LUMPUR – Malaysia telah menangkap 20 orang tersangka pelaku teror. 13 tersangka diantaranya disebut-sebut sebagi warga negara asing yang tinggal di Malaysia dan beberapa diantaranya disebut sebagai pimpinan kelompok teroris di Asia Tenggara.
Dari orang asing yang ditangkap, polisi setempat menyebut salah satunya adalah warga negara Filipina Isnilon Hapilon (50) yang disebut-sebut sebagai keponakan dari Pemimpin Abu Sayyaf.
Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun menyebut, penangkapan dilakukan dalam operasi kontra teror yang dilakukan negara tersebut. Tercatat sejak operasi digelar Januari 2016 pasca serangan IS di Jakarta, ratusan orang telah ditahan oleh kepolisian Malaysia.
“Para tersangka tersebut ditangkap dalam operasi kontra teror yang dilancarkan di empat negara bagian antara 30 November dan 15 Desember,” kata Fuzi Harun, Jumat (22/12/2017).
Isnilon Hapilon, (50) merupakan warga Filipina yang memiliki peran ikut merekrut warga Filipina di Malaysia untuk ikut bergabung dengan Abu Sayyaf. Hapilon yang disebut-sebut sebagai Emir IS di Asia Tenggara disebut-sebut telah tinggal di Malaysia sejak 2016 lalu. Abu Sayyaf dikenal sering melakukan penculikan dalam aksi terornya di Filipina Selatan.
Selain Hapilon, dari belasan orang asing yang ditahan disebut-sebut ada juga seorang yang diketahui sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Disebut-sebut WNI yang ditahan ity adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah sebuah organisasi para militan pro IS.
“Pria tersebut terlibat dalam pengeboman 2017 di Bandung sebelum pergi ke Malaysia untuk menghindari penangkapan,” kata Mohamad Fuzi merujuk identitas WNI yang ditahan tanpa menyebut nama.