Mantan Presiden Georgia Mogok Makan di Ukraina

KIEV – Mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili melakukan mogok makan. Aksi tersebut menjadi reaksi atas penangkapan yang dilakukan kepadanya di ibu kota Ukraina, Kiev, Jumat (8/12/2017).

Saakashvili menyebut, penahan yang dilakukan kepadanya didasarkan pada motivasi politik. Namun pernyataan tersebut telah dibantah oleh pemerintah Georgia. “Jika pengadilan memutuskan untuk tetap menahannya selama 60 hari, ia akan terus melakukan mogok makan,” kata pengacara Saakahsvili, Ruslan Chornolutsk, Sabtu (9/12/2017).

Saakashvili ditahan di rumah tahanan Dinas Keamanan Ukraina di Kiev. Sidang pengadilan akan digelar pada 11 Desember untuk memutuskan nasibnya.

Kepolisian Nasional Ukraina mengatakan pihaknya menahan Saakashvili atas tuduhan membantu para anggota kelompok kejahatan dan menutup-nutupi kegiatan mereka. Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan tuduhan tersebut tidak ada hubungannya dengan kegiatan politik Saakashvili.

Saakashvili pada awalnya ditahan Selasa (28/11/2017). Namun ratusan pendukungnya menghadang mobil van yang membawanya di tengah ketegangan yang berlarut-larut dengan pihak berwenang hingga akhirnya para pendukung membebaskan Saakashivili secara paksa. Saakashvili kemudian dibawa oleh kerumunan untuk berpawai menuju parlemen dengan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut agar Poroshenko mundur dari jabatannya.

Saakashvili menjadi presiden Georgia selama dua periode, dari 2004 hingga 2013. Ia memperoleh kewarganegaraan Ukraina pada Mei 2015 dan ditunjuk sebagai gubernur Odessa, kota terpadat ketiga di Ukraina. Namun pada Juli tahun ini, Poroshenko mencabut kewarganegaraan Saakhasvili setelah muncul tuduhan telah memberikan data palsu dalam permohonan untuk mendapatkan paspor Ukraina.

Lihat juga...