Masyarakat Sumbar Kritisi Pemberian Adipura
PADANG — Sebagian masyarakat di berbagai daerah Sumatera Barat (Sumbar) menilai penghargaan Adipura diragukan. Pemberian penghargaan bergensi yang diterima Kepala Daerah, yang dinyatakan berhasil menciptakan lingkungan yang bersih di daerahnya dinilai tidak sesuai kenyataan.
Seperti yang dikatakan oleh Windy, warga di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan,cukup heran dengan penghargaan Adipura yang diterima oleh kepala daerahnya. Padahal, jika bicara kebersihan lingkungan, hampir dikatakan kondisi lingkungan di kawasannya masih kotor, baik di pemukiman, aliran sungai, dan termasuk di pasar tradisional.
“Kabupaten Pesisir Selatan ini daerahnya luas, dan berada di sepanjang pantai pesisir yang terbentang hingga ke arah selatan. Belum di bagian daerah pegunungannya, juga sangat ramai penduduk. Lalu, bagaimana bisa kepala daerah mengatakan bahwa Pesisir Selatan daerah yang bersih,” katanya, ketika dihubungi Cendana News dari Padang.
Menurutnya, seharusnya kepala daerah benar-benar memastikan dulu bahwa kondisi lingkungan di Pesisir Selatan ini, benar nyata di lapangan. Bukan hanya di klaim setelah menerima penghargaan Adipura.
Windy mengaku tidak bermaksud apa-apa dalam pernyataan kritisnya. Namun, ia meminta kepada kepada daerahnya untuk bertanggung jawab terkait penghargaan Adipura itu.
“Saat ini Kabupaten Pesisir Selatan benar-benar belum bisa dikatakan bersih. Saya berharap betul kepada kepada daerah saya itu, turunlah ka daerah-daerah yang jauh dari Kota Painan itu. Karena, Pesisir Selatan itu bukan hanya Painan, tapi lebih luas dari Painan itu,” ucapnya.
Rasa protes juga disampaikan oleh salah seorang warga Kota Padang, Zainal, yang menyatakan kebersihan di Kota Padang, hanya seperti memandang buah mangga yang masak. Meski kulit terlihat mulus, ketika dibuka buah mangganya, ada yang berulat dan bahkan ada rasa asam.