Pemkot Balikpapan Kembangkan “Eco Mobility”
BALIKPAPAN — Perubahan iklim yang sudah dirasakan saat ini, dinilai perlu dikembangkan konsep yang ramah lingkungan untuk bertahan dalam menghadapi perubahan iklim. Perubahan iklim yang dirasakan saat ini seperti cuaca hujan dengan ekstrem, angin dan panas ekstrem.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan, Suryanto mengungkapkan perubahan iklim yang mengancam ini perlu disikapi dengan menyesuaikan diri yaitu dengan bertahan dan beradaptasi dengan perubahan iklim.
“Kita harus tekan produksi CO2 dengan strategi pembangunan beremisi rendah (low emission),” katanya Rabu, (6/12/2017).
Apabila hanya diam maka kota ini tidak akan bertahan dari situasi yang bisa mengancam seperti longsor, angin putting beliung, banjir,dan dampak lainya. Menurut Suryanto, konsep ke depan yang harus dikembangkan adalah eco mobility yakni mobilitas masyarakat yang searah dengan kebijakan mendukung lingkungan seperti mengurangi produksi CO2 yakni membakar sampah, kampanyekan gerakan berjalan kaki atau bersepeda tanpa bahan bakar fosil.
“Mengurangi membakar sampah dengan pilah sampah, kampanye gerakan berjalan kaki atau bersepeda yang mengurangi polusi udara. Harus sudah tergerak untuk itu, sekarang kan sudah ada car free day pada beberapa titik di Balikpapan,” papar pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Bappeda Balikpapan.
Ia menjelaskan perubahan iklim ini akibat banyak CO2 yang menyelimuti bumi sehingga lapisan ozon makin menipis untuk menahan langsung sinar matahari.
Disebutkannya, pengurangan CO2 di Kaltim sekitar 26 persen lebih guna mendukung kebijakan nasional. “Masyarakat Kaltim dan Balikpapan juga harus mendukung. Itu yang dinamakan bertahan dan menyesuaikan dengan perubahan iklim bahasa lingkungan beradaptasi dan lentur dengan perubahan iklim,” sebutnya.