Perluasan Pasar Pupuk Sriwijaya Terkendala Infrastruktur Pelabuhan

PALEMBANG – Perluasan pasar produk pupuk yang dihasilkan PT Pupuk Sriwijaja, Palembang, hingga kini masih terkendala kurang memadainya infrastruktur Pelabuhan Boom Baru.

Direktur PT Pusri Mulyono Prawiro di Palembang, Rabu, mengatakan, persoalan terletak pada keterbatasan peralatan bongkar muat di pelabuhan yang berada di tengah Kota Palembang itu.

“Kapasitas pelabuhannya sebenarnya besar yakni bisa untuk mengangkut produksi kami sekitar 4,5 juta ton pupuk per tahun. Hanya saja, peralatan bongkar muatnya yang kurang, sehingga mau tidak mau membuat proses menjadi lambat,” kata Mulyono.

Tak hanya terbatas pada infastruktur pelabuhan, Pusri yang telah menyerahkan pengiriman barang ini ke Pupuk Indonesia Logistik juga dihadapkan persoalan pendangkalan Sungai Musi.

Saat ini kapal jenis baru hanya bisa mengangkut 10.000 ton, sementara kapal jenis lama hanya bisa 5.000-6.000 ton. “Jelas ini menurunkan daya saing kami, padahal jika ada pelabuhan yang bagus maka pupuk seberat 30.000 ton bisa sekali angkut saja,” kata dia.

Oleh karena itu, Mulyono sangat mengharapkan Pelabuhan Tanjung Carat di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Banyuasin, segera beroperasi.

Hal ini untuk menunjang program perusahaan yang ingin memperluas pasar serta mempercepat proses pengiriman.

Sejauh ini, Pusri mengirimkan pupuk nonsubsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Sumsel, Babel, Sumut, Bengkulu, Riau dan Sumbar, sedangkan untuk pupuk subsidi ke Jateng, Kalbar, Lampung, Babel dan Sumsel.

Selain itu, Pusri juga rutin mengekspor urea ke sejumlah negara Asia Tenggara, salah satunya ke Filipina karena negara ini tidak memiliki pupuk dengan total pengiriman berkisar 50.000-150.000 ton per tahun.

Lihat juga...