Pertahankan Kearifan Lokal, Nelayan Keramat Gunakan Alat Tradisional
LAMPUNG — Sejumlah nelayan tradisional di pesisir pantai Timur Lampung Selatan di wilayah Desa Sumur, Legundi dan Ruguk, yang mayoritas nelayan jenis perahu ketinting masih setia mempergunakan beberapa alat tangkap tradisional seperti bagan apung, sero, pancing dan bubu.
Wayan (45), menyebut lokasi perkampungan nelayan yang masih berada tak jauh dari hutan bakau atau mangrove membuat alat tangkap tradisional tersebut masih cukup menghasilkan bagi nelayan seperti Sampra, tanpa harus melaut hingga ke lokasi lain yang jauh.
Menurutnya, dengan penggunaan alat tangkap jenis sero mempergunakan waring atau jaring dengan ukuran mencapai 50 meter x 100 meter selayaknya memiliki kolam ikan dengan perangkap untuk menangkap ikan pelagis, di antaranya ikan cucut, udang, ikan layur, ikan pedang yang bisa diperoleh di perairan dangkal di tepi pantai.
“Sebagai nelayan kami umumnya juga memiliki usaha bertani di darat, sehingga pemasangan sero bisa menjadi sumber penghasilan setiap tiga hari sekali melakukan panen ikan,” terang Wayan, salah satu nelayan di Dusun Keramat Desa Sumur saat ditemui Cendana News di tepi pantai wilayah tersebut, Jumat (15/12/2017) sore.
Wayan yang juga memiliki kebun jagung dan pisang sebagai sumber mata pencaharian utama menyebut penangkapan ikan merupakan penghasilan tambahan dengan perolehan ikan bisa mencapai 20 hingga 50 kilogram, kerap dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual ke warga yang membutuhkan lauk ikan.