Pertahankan Kearifan Lokal, Nelayan Keramat Gunakan Alat Tradisional
Bubu dasar yang dibuat sendiri tersebut dioperasikan dengan cara merangkai tali panjang pada bubu dasar sesuai kedalaman air di dekat tumbuhnya pohon bakau di wilayah tersebut.
“Proses pemasangan dan menandai lokasi pemasangan bubu dasar dengan membuat ajir serta pelampung untuk memudahkan mengetahui lokasi tempat bubu dipasang,” beber Sampra.
Pengambilan bubu dasar tersebut, kata Sampra, dilakukan setelah 2 hingga 3 hari dengan hasil tangkapan jenis ikan udang, ikan baronang, kakap, ikan ekor kuning serta beberapa ikan jenis perairan dangkal yang kerap memiliki habitat di sekitar hutan bakau.
Aktivitas penangkapan ikan secara tradisional selain mempergunakan bubu disebutnya masih kerap dilakukan oleh masyarakat nelayan di wilayah tersebut, sementara bagi nelayan pemilik modal besar melakukan pola penangkapan ikan dan pemeliharaan mempergunakan keramba jaring apung.
Meski mempergunakan alat tangkap tradisional, namun Sampra menyebut kondisi perairan wilayah Keramat saat ini masih dalam kondisi cukup baik dengan tumbuhnya pohon bakau atau mangrove di sepanjang pantai.
Selain berfungsi sebagai penahan abrasi dan terjangan angin dan gelombang, hutan bakau di wilayah tersebut masih menjadi lokasi pencarian ikan mempergunakan alat tangkap secara tradisional yang masih bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari warga nelayan di wilayah tersebut.