Pertumbuhan Ekonomi NTB Masih Dipengaruhi Pertambangan
MATARAM – Sensus ekonomi yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih banyak dipengaruhi kegiatan pertambangan, khususnya di Pulau Sumbawa.
“Kegiatan pertambangan sampai sekarang masih mempengaruhi pertumbuhan ekonomi NTB sebesar 21,77 persen”, kata Kepala BPS NTB, Endang Tri Wahyuningsih, di Mataram, Selasa (12/12/2017).

Meski demikian, terdapat beberapa sektor yang menjadi penggerak perekonomian NTB, antara lain, perdagangan, reparasi dan perawatan motor mobil 47,64 persen, industri pengolahan 21,74 persen, informasi dan komunikasi 6,46 persen.
Konstruksi 2,52 persen, aktivitas jasa lain 3,03 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum 9,49 persen angkutan dan perdagangan 6,65 persen.
“Lapangan usaha-usaha akomodasi dan penyediaan makanan merupakan lapangan usaha potensial di NTB hingga 2016. Lapangan usaha ini cukup efektif menyumbang pertumbuhan ekonomi, namun dalam hal penyerapan tenaga kerja masih rendah”, katanya.
Di samping itu, lanjutnya, kekuatan ekonomi NTB tidak hanya bersumber dari alam yang kaya dan subur, tapi SDM yang melimpah dan berkualitas akan meningkatkan daya saing NTB di kancah regional maupun nasional.
Prof. Mansur Afifi, Guru Besar Universitas Mataram mengatakan, untuk terus menggenjot pertumbuhan ekonomi NTB, Pemerintah harus mengembangkan kegiatan ekonomi yang melibatkan banyak orang supaya yang memperoleh manfaat banyak, misalnya mengembangkan usaha UMKM.
Meski demikian, Pemerintah juga harus berpikir meningkatkan pertumbuhan yang bisa saja diseimbangkan, baik oleh kegiatan ekonomi industri kecil dan UMKM maupun kegiatan ekonomi besar seperti investasi.