Petani Bekasi tak Minat Ikut Asuransi

CIKARANG – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyatakan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kurang diminati oleh petani.

“Dari 33.000 hektare lahan pertanian, yang mengikutsertakan asuransi tersebut hanya 1.000 hektare saja,” kata Kepala Dispertan Kabupaten Bekasi, Abdul Karim, di Bekasi, Senin (11/12/2017).

Hingga akhir 2017, baru sekitar 1.000 hektare lahan pertanian yang terlindungi asuransi. Karim mengatakan, rendahnya keanggotan asuransi tersebut lantaran kurangnya sosialisasi atau mahalnya premi yang harus dibayarkan oleh masyarakat petani.

Program tersebut mematok harga premi sebesar Rp35.000 untuk satu hektare lahan pertanian yang dinilai cukup murah jika dibandingkan dengan manfaat yang didapatkan.

“Ini sudah ada subsidi dari pemerintah pusat sebesar Rp115.000 per satu hektare lahan pertanian atau garapan dalam satu kali musim tanam padi dari harga normalnya Rp150.000,” ujarnya.

Selain itu, Karim mengatakan masyarakat tidak berminat ikut dalam program tersebut, karena mendaftar asuransi sama artinya berharap datang bencana.

Anggapan yang tidak tepat itu membuat hanya sedikit petani yang berminat mengikuti program asuransi. Padahal, Karim mengingatkan bahwa datangnya bencana tidak dapat diperkirakan.

Ia menambahkan, program AUTP adalah salah satu solusi bagi petani bila terjadi bencana di lahan pertaniannya, sehingga risiko yang ditanggung tidak terlalu berat.

“Dengan adanya asuransi, jadi petani diuntungkan dan bila harus melakukan tanam ulang maka bebannya tidak terlalu berat,” ujarnya.

Karim juga mengatakan akan terus melakukan sosialisasi progam asuransi, agar petani mau ikut serta dan mendapatkan keuntungan perlindungan bagi lahannya. (Ant)

Lihat juga...