Petani Berusia Tua di DIY Dikhawatirkan Sulit Gunakan Kartu Tani
YOGYAKARTA — Banyaknya petani yang berusia tua, dan gagap teknologi, dikhawatirkan akan menjadi hambatan tersediri dalam proses penyaluran atau distribusi pupuk bersubsidi dengan penggunaan Kartu Tani mulai 2018 mendatang. Hal itu dikhawatirkan akan menghambat upaya distribusi pupuk bersubsidi untuk tepat sasaran.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Produksi Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian DIY, Djarot Margiantoro, tak menampik hal tersebut. Ia mengakui perubahan sistim distribusi pupuk bersubsidi dengan sistem tertutup menggunakan Kartu Tani, belum tentu akan menjamin atau mengatasi banyaknya persoalan penyimpangan di lapangan selama ini.
“Masalahnya banyak petani kita saat ini berusia tua. Dan tidak semuanya terbiasa membeli dengan kartu elektronik. Bisa saja ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk memanipulasi pembelian pupuk bersubsidi,” katanya.
Mengantisipasi hal semacam itu, Djarot pun meminta agar setiap pengurus kelompok tani aktif dalam mengurus dan membantu setiap petani anggotanya dalam menggunakan Kartu Tani nantinya. Khususnya pada para anggota kelompok tani yang telah berusia tua dan kesulitan melakukan transaksi dengan menggunakan kartu elektronik.
“Kelompok harus membantu,” katanya.
Selain itu, proses verifikasi penerima Kartu Tani dikatakan juga menjadi masalah yang krusial. Jangan sampai patani yang semestinya mendapatkan pupuk bersubsidi justru tidak mendapatkan Kartu Tani atau sebaliknya. Hal ini sangat penting guna memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran.
“Tujuan penggunaan Kartu Tani ini salah satunya agar alokasi pupuk bersubsidi sesuai dengan penggunaan di lapangan. Karena selama ini alokasi dari pusat besar namun prakteknya tidak terserap seluruhnya,” katanya.