Pohon Natal ‘Selera Nusantara’, Unik dan Penuh Makna

Perumusan bahasa bersama ‘Bedo No’ dapat dikatakan sangat cerdas sekaligus humoris dan menggelitik, karena memiliki banyak arti, akrab dan mudah ditangkap, antara lain: menjadi spirit dan ajakan untuk memiliki mimpi yang berbeda, menghidupi iman secara berbeda, bekerja dengan cara berbeda dan memberi manfaat bagi sekitar secara berbeda.

Menurut Romo Patricius Hartono Pr., Pastor Paroki Gereja Santo Thomas Rasul Bedono, bahwa Pohon Natal petai di samping altar tersebut tak sekedar gambar tanpa latar, atau sekedar cari sensasi. Sebagai hiasan, malam itu ia pun hadir bersama-sama dengan tetumbuhan lain seperti rumpun jagung, talas, tomat, bahkan rumput teki dan berbagai tanaman lain. Bahkan di dua gereja kecil lain bagian dari paroki ini mengangkat tema berbeda, yaitu ‘altar singkong’ dan ‘altar herbal’.

Altar-altar hijau tersebut hadir dalam bingkai besar perjuangan gereja, yang ingin menjadi bagian dari pembangun harmoni alam raya seisinya, sebagai wujud penghayatan iman yang lebih hidup.

Dalam pesan natal, Romo Hartono menyampaikan, bahwa Natal bukan sekedar peristiwa manusia. Natal adalah peristiwa semesta. Bicara tentang damai natal itu pun bukan hanya damai antar manusia, tetapi antar semua ciptaan.

Lebih dari itu, damai natal adalah berdamainya kembali ciptaan dengan Penciptanya berkat kelahiran Yesus, Emanuel, yaitu Tuhan yang tinggal di antara kita (baca semesta dengan manusia di dalamnya)

Lihat juga...