PALEMBANG — PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang fokus menggenjot efisensi sejumlah pabrik untuk meningkatkan daya saing produk di tengah tingginya persaingan.
Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro di Palembang, Sabtu, mengatakan perusahaannya sejauh ini telah menuntaskan pembangunan Pabrik Pusri II B dan telah menutup operasi pabrik Pusri II yang sudah tua dan boros.
“Ke depan, perusahaan akan merencanakan restrukturisasi pabrik Pusri III dan Pusri IV dan saat ini sudah tahap perencanaan awal,” kata Mulyono yang dijumpai seusai peringatan HUT Pusri.
Ia mengatakan pabrik Pusri II B terbukti lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar sehingga perusahaan berhasil meningkatkan produksi pupuk urea hingga 10 persen.
Hal ini sesuai dengan alur kebijakan Pupuk Indonesia Holding yang mendorong Pusri menghasilkan produk pupuk yang murah namun tetap berkualitas dalam kaitan meningkatkan daya saing.
Seperti diketahui saat ini, Pusri masih berkutat pada persoalan mahalnya pembelian gas yakni masih enam dolar AS per MMBTU. Sedangkan di sisi lain, seperti China membeli gas dengan harga hanya empat dolar AS per MMBTU.
Tantangan lainnya, produksi pupuk urea di pasaran internasional juga melebihi permintaan sehingga peluang untuk merambah ke pasar luar negeri juga menjadi kecil.
Untuk itu, selain efisiensi bahan bakar dengan mengkombinasikan melalui pemakaian batu bara, Pusri juga mengenjot inovasi produk terutama turunan kimia dari urea dan yang tak kalah penting juga merambah bisnis pupuk NPK dengan telah mendirikan pabriknya yakni Pabrik NPK Fusion I dan Pabrik NPK Fusion II yang saat ini dalam pengerjaan.