MUARA TEWEH — Ratusan hektare tanaman padi sawah musim tanam Oktober-Maret 2017/2018 di Kecamatan Gunung Timang dan Montallat, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mati akibat terendam banjir luapan Sungai Barito dan Sungai Montallat bulan lalu.
“Di sejumlah desa sentra pertanian di kecamatan kami, tanaman padi sawah yang mati akibat banjir beberapa kali terendam sekitar 300 haktare,” kata Camat Gunung Timang Syahmiludin A Surapati ketika berada di Muara Teweh, Sabtu (16/12/2017).
Menurut Syamiludin, tanaman padi yang mati atau rusak ini tersebar di lahan persawahan Desa Rarawa, Kandui, Majangkan, Baliti dan Ketapang baik tanaman padi varietas impari maupun tanaman padi berteknologi Hazton.
Padi ini ada yang sudah berusia satu bulan lebih dan sebagian baru disemai, karena para petani di kecamatan ini tidak serentak menanam padi pada musim tanam Oktober – Maret ini.
“Kami telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pertanian Barito Utara untuk mengajukan permohonan untuk mengganti tanaman padi yang rusak atau mati itu dengan benih yang baru kepada pemerintah,” katanya.
Rencana pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian setempat akan mengusulkan untuk permintaan bibit atau benih padi yang mati itu kepada pemerintah pusat dan Dinas Pertanian Kalteng.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Barito Utara, Setia Budi mengakui tanaman padi sawah petani di dua kecamatan itu terendam banjir beberapa kali pada bulan lalu.
Luas tanaman padi berteknologi Hazton yang berendam banjir sekitar 675 hektare kemudian ditanaman tanaman padi sawah dengan pola tanam biasa.
“Info dari mantri tani di lapangan sekitar 60 persen tanaman apdi tersebut mati akibat terendam banjir,” katanya.