LEBAK – Sekitar 9.000 warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tinggal di daerah rawan bencana atau kawasan rawan bencana (KRB) banjir dan longsoran tanah.
“Kami minta warga meningkatkan kewaspadaan bencana alam sehubungan cuaca buruk melanda daerah itu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi, saat dihubungi di Lebak, Banten, Jumat (22/12/2017).
Selama ini, masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor sekitar 9.000 KK yang menempati permukiman yang lokasinya berada di daerah aliran sungai, perbukitan dan pegunungan.
Warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu, tersebar di Kecamatan Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak, Gunungkencana, Leuwidamar, Bayah, Banjarsari, Cirinten, Malingping, Lebak Gedong, Cilograng, Cijaku, Muncang, Cibeber dan Wanasalam.
Bila terjadi cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang, maka dapat menimbulkan bencana alam.
Wilayah Kabupaten Lebak dipetakan sebagai daerah rawan banjir, longsor dan angin kencang, sehingga BPBD mengingatkan masyarakat, aparat kecamatan dan desa/kelurahan agar waspada terhadap ancaman bencana alam.
“Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan, guna mengurangi risiko bencana agar tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya.
Menurut dia, selama dua pekan terakhir, pihaknya telah menyalurkan berbagai bantuan kepada warga yang mengalami bencana alam guna meringan beban ekonomi mereka.
Masyarakat yang menerima bantuan logistik berupa bahan pokok dan kebutuhan lainnya yang disalurkan bagi korban bencana alam, seperti banjir, longsor, rumah roboh akibat diterpa angin kencang dan rumah roboh diterjang pohon tumbang juga korban kebakaran.