KARAKAS – Kelompok sosialis Presiden Nicolas Maduro hampir pasti menyapu bersih hasil pemilihan kepala daerah serentak di Venezuela pada Minggu (10/12/2017). Sementara partai oposisi yang memboikot proses pemilihan kepala daerah tersebut kondisinya semakin terpecah menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung tahun depan.
Maduro mengatakan, bahwa Partai Sosialis pendukungnya meraih sedikit-dikitnya 90 persen dari 335 pemilihan kepala daerah di negara anggota OPEC yang tengah mengalami krisis ekonomi tersebut.
“Saya sangat senang dengan kemenangan besar ini. Sekarang saatnya bersiap menuju 2018,” kata Maduro sambil menari di hadapan kerumunan pendukungnya di Plaza Bolivar, Karakas, Senin (11/12/2017).
Menurut hasil perhitungan terkini komisi pemilihan umum setempat, Partai Sosialis merebut 41 dari 42 kepala daerah tingkat dua. Namun, Maduro yakin hasil akhir akan menunjukkan bahwa pihaknya menang di 300 dari 335 daerah.
Menanggapi boikot dari oposan, Maduro menyebut, ketiga partai yang tidak mengikuti pilkada seharusnya tidak dibolehkan mengikuti pemilihan umum selanjutnya. “Mereka akan hilang dari peta politik,” kata Maduro.
Kini, muncul kabar burung yang menyebutkan komisi pemilu akan mempercepat pemungutan suara pemilihan presiden yang biasa berlangsung di Desember, menjadi pada semester pertama 2018. Kebijakan tersebut dinilai menjadi bagain dari upaya untuk menjegal oposisi agar tidak bisa menyatukan suara untuk melakukan perlawanan.
Tiga partai oposisi pemboikot pemilihan umum tersebut menuding komisi pemilihan mendukung kediktatoran Maduro. Tuduhan tersebut didasarkan klaim adanya pembiaran terhadap praktik kecurangan termasuk penyalah gunaan sarana negara.