Suharto Berkeluh Soal Pertanian Pada Titiek Soeharto

YOGYAKARTA — Petani dibayangi tingginya biaya yang harus ditanggung untuk melakukan kegiatannya. Semakin mahalnya harga pupuk serta tenaga penggarap, memaksa petani mendapatkan keuntungan yang semakin kecil. 

Hal itu diungkapkan salah seorang petani asal Bantul Suharto, kepada Anggota Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi SE atau akrab disapa Titiek Soeharto, dalam dialog aspirasi di Rumah Aspirasi Bantul, Selasa (26/12/2017).

“Harga pupuk sekarang semakin mahal bu. Begitu juga dengan biaya penggarap. Saat awal musim tanam seperti sekarang ini, biaya upah buruh tani bisa melonjak mencapai Rp 70-80rb per orang per hari. Sementara harga jual padi tidak pernah naik, sehingga untung petani semakin kecil,” keluh Suharto kepada Titiek Soeharto.

Suharto menyebut, akibat biaya produksi yang semakin membengkak, petani hanya mendapatkan keuntungan sekira 30 persen saja dari setiap penjualan hasil panen. Karena itu ia berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar para petani tidak terbebani biaya produksi yang semakin tinggi.

Satu yang sangat diharapkan Suharto adalah, pemerintah bisa menaikkan harga jual gabah di tingkat petani. Sehingga petani masih tetap untung meski harga pupuk dan biaya penggarap semakin naik.

Suasana dialog bersama Anggota Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto dalam rangka peresmian Rumah Aspirasi Bantul di Kretek, Bantul, Yogyakarta – Foto : Jatmika H Kusmargana

Sementara itu petani lainnya, Ripto berharap pemerintah memprioritaskan pembangunan tanggul maupun saluran irigasi pertanian yang rusak akibat bencana banjir beberapa waktu lalu di Bantul. Ia menilai hal itu sangat mendesak, guna mencegah rusaknya lahan pertanian di Bantul jika sewaktu-waktu bencana banjir datang kembali.

Lihat juga...